Laman

Sabtu, 19 Februari 2011

al-alaq


SURAH AL-'ALAQ

“SEGUMPAL DARAH”

بِِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Dengan Nama Allah, Maha Pengasih, Maha Penyayang.
Lima ayat pertama surah ini umumnya dianggap sebagai ayat yang pertama diwahyukan kepada Nabi Muhammad. Surah ini berkenaan dengan upaya pembangkitan kecerdasan dan pengetahuan yang sudah ada dalam diri si pembaca, dan menyangkut pengetahuan diri serta pembacaan catatan batin.
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ
1. Bacalah dengan nama Tuhanmu Yang menciptakan.
Iqra' (dari qara'a, membaca) berarti 'Bacalah!' Ini adalah perintah yang datang kepada Nabi, yang disebut sebagai ummi (tidak belajar secara formal). Tapi penerjemahan kata ummi sebagai 'buta aksara' atau 'tidak berpendidikan' adalah bentuk penyalahartian yang umum. Kalau sekadar tidak berpendidikan maka tidaklah ada artinya, dan jika Nabi buta aksara maka akan ada sesuatu yang keliru. Nabi sendiri mendorong agar kaumnya melek aksara dan selalu terus didampingi oleh para ahli baca-tulis. Namun beliau tidak mendapat pendidikan atau pengajaran formal, karena pengetahuannya berasal dari sumber 'batin'.
Ummi juga berarti 'keibuan atau seperti ibu'. Umm berarti 'ibu' atau 'sumber'. Pengetahuan beliau adalah dari Satu Sumber. Kalau kita mengatakan ummi maksudnya adalah bahwa diri beliau sendiri sudah merupakan catatan, dan berarti beliau membaca catatan dirinya sendiri.
Rabb (Tuhan) adalah entitas yang membesarkan kita, sebagai energi atau atribut Allah yang fungsinya adalah mendidik dan membesarkan setiap orang hingga mencapai potensi penuhnya. Itulah tujuan dari Penciptaan. Isi perintah adalah membaca dengan izin untuk mengenal tujuan penciptaan, memahami penciptaan secara keseluruhan, dan memahami realitas tunggal yang menjelma sebagai Rabb. Meskipun Rabb diterjemahkan sebagai 'Tuhan', na-mun memiliki makna yang banyak sekali. la berarti 'Pemelihara', dengan kerahman-rahiman-Nya manusia diberikan kesadaran dan ditopang dengan suplai udara.
Pada saat ayat-ayat ini diwahyukan kepadanya, Nabi sudah biasa menghabiskan berhari-hari, berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan bermeditasi dalam sebuah gua untuk menembus selubung eksistensi, dengan cara demikian beliau mengikuti jalan orang-orang sebelumnya yang mengikuti diktum, 'Orang yang mengenal dirinya, mengenal Tuhannya'. Jalan menuju pengetahuan tentang ketuhanan, tentang kepemeliharaan, adalah dengan cara mengenal apa yang paling dekat kepada kita, yakni semua aspek yang berbeda dari diri kita.
Sebagaimana para pencari dari masa sebelum dan sesudah beliau, beliau pergi ke tempat-tempat terpencil menjalani masa-masa perenungannya. Bagi pencari sejati, ini bukanlah pelarian diri, melainkan suatu upaya langsung dan positif untuk mengungkapkan jatidirinya. Hal ini dilakukan dengan merenungkan dirinya. Akhirnya, beliau bisa mencapai suatu titik netralitas di mana hampir tidak ada lagi dari diri itu yang tertinggal karena ia sudah dikenal dalam segala aspeknya oleh si pencari. Ia akan melihat setiap sudut dari apa yang disebut persona (topeng, dalam bahasa Latin).
Bila ini sudah dipahami, si pencari dengan tulus-ikhlas terus berjalan menuju peniadaan, dilambangkan dengan Batu Hitam Ka'bah. Ia bergerak menuju keadaan tanpa sifat. Kalau kata kaum sufi, 'mencapai kedekatan pada pancaran cahaya hakikat, pergi dari bintang-bintang sifat'. Pertama-tama, ia menenangkan tindakan-tindakannya, selanjutnya, ia memasuki alam sifat yang lebih halus, kemudian ia melintasi perbatasan hakikat. Setelah itu, kemudian ia menjelajahi alain lain. Proses penjelajahan ini tidak dapat dilihat atau digambarkan secara langsung, dan di alam ini berlaku perangkat aturan lain. Itulah negeri tak berpenghuni di mana tak ada yang dapat menolong orang lain, selain membicarakan batas-batas lahiriahnya. Masing-masing orang menafsirkan pengalaman ini secara berbeda. Ia bagaikan sebuah peristiwa yang menyebabkan goncangan dahsyat dan yang berusaha digambarkan oleh setiap orang dengan bahasa yang berbeda. Ia adalah citarasa, citarasa yang lebih tinggi; ia adalah pembukaan yang hebat. Ia merupakan pengecambahan hati yang meledak.
Pembukaan ini, tentu saja, menghancurkan, sebagaimana kita saksikan pada kejadian yang menimpa Musa. Kejadian tersebut merupakan pengalaman yang menghancurkan; ia bukan sekadar pengalaman lain dari kehidupan ini, tapi malah merupakan pengalaman lain dari alam lain. Kita hanya dapat berjalan sejauh memahami pengetahuan dan informasi mengenai alam kesadaran kita, dan ini sebenarnya merupakan aspek kesadaran yang lebih tinggi. Bagaikan kisah seseorang yang hidup di bawah air. Ia sangat mengetahui apa yang ada di bawah air dan ia mengerti apa yang terjadi di sana. Ia mungkin juga sudah sering melihat sepintas apa yang ada di atas air. Tapi berada di atas air memang sebuah pengalaman yang berbeda. Tidak peduli berapa banyak ia dipersiapkan untuk berada di atas air, tetap saja berada di atas air merupakan goncangan. Nabi berada dalam keadaan terguncang sehingga sebagian orang bahkan mengatakan beliau menjadi gila.
خَلَقَ الْإِنسَانَ مِنْ عَلَقٍ
2. Dia menciptakan manusia dari segumpal darah.
Pembacaan itu—melalui 'ilm al-laduni (intuisi, pengetahuan batin)—mengungkapkan kepada Nabi tentang mengapa dan bagaimana terjadinya realitas penciptaan. Dengan kata ‘alaq yang berarti 'gumpalan darah', kita diberitahu keseluruhan kisah tentang manusia di alam ini. Kata alaq juga berarti 'lintah', dari kata 'aliqa yang berarti 'menggantungkan, menempel, dilekatkan, menjadi hamil'. Kata ini menunjukkan bahwa Tuhan menciptakan manusia dari sesuatu yang menggantung, dari benda kecil sekali yang mengancing—sperma menyatu dengan ovum—dan kemudian stabil menjadi 'alaq. Perkembangan hanya bisa terjadi jika 'alaq itu menempel pada rahim. Jadi penciptaan dihasilkan hanya oleh sesuatu yang menggantung, bahkan seperti bumi yang tergantung pada orbitnya di dalam bintik alam semesta.
Secara biologis, penciptaan seperti yang kita pahami sekarang digambarkan secara sempurna dalam Alquran. Kita hanya perlu keberanian untuk memperhatikan kata-kata ini secara cermat dan memahami makna batinnya, tanpa menyembunyikannya.
Kita harus membaca, melihat, dan memahami situasi manusia secara intuitif, melalui alam batin kita sendiri. Kita tidak terpisah dari alam ini. Manusia dan semua yang terjadi di dalam dan di luar alam ini berasal dari satu Realitas. Kita harus membaca berdasarkan sifat murah hati yang diberikan oleh Pemelihara dan Tuhan yang paling murah hati.
اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ
3. Bacalah karena Tuhanmu adalah yang paling murah hati,
الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ
4. Yang mengajarkan dengan [menggunakan] pena,
Qalama berarti 'memotong', dan qalam berarti 'pena atau pensil'. Itu adalah alat yang digunakan orang untuk meninggalkan tanda; ia menuliskan sesuatu dan tercatat selamanya.
Qalam juga adalah pena yang telah mencatat tentang bagaimana penciptaan ini akan dipertahankan, dipelihara dan dikembalikan. Hukum yang berlaku di dalam penciptaan bekerja melalui energi halus yang ada di dalamnya dan yang mempedomaninya, yakni malaikat sebagaimana disebutkan dalam Alquran. Meskipun disebut malaikat, yang pada kebanyakan orang menimbulkan imajinasi tentang makhluk bersayap, namun lebih tepat kalau mereka disebut sebagai kekuatan, tenaga, atau bentuk-bentuk energi. Mereka yakin bahwa apa yang telah tertulis, yakni, hukum yang mengatur segala aspek, nyata maupun tidak nyata, di alam semesta ini, adalah terintegrasi, termuat dan terpelihara, dan berada di jalannya.
Dikatakan dalam Alquran bahwa jika semua pohon di dunia dijadikan pena dan semua lautan dijadikan tinta, maka semua ini pun tidak akan cukup untuk mencatat ciptaan, perintah atau kekuasaan Allah. Maknanya adalah bahwa setiap kemungkinan, setiap permutasi dan kombinasi dari berbagai kemungkinan ini selalu ada, baik dalam makna ataupun bentuk. Jumlah kemungkinannya tidak terhingga. Begitulah makna pena. Penalah yang menulisi lembaran penciptaan, qadha wa qadar, ketentuan dan takdir. Ia memiliki tujuan, arah, akhir dan hasil, semuanya berada dalam satu komando penciptaan. Maka, inilah pena yang menulis.
Ketika hal ini terjadi pada Nabi, seakan-akan beliau dengan serta merta menyaksikan tulisan pena itu secara keseluruhan. Beliau mengalami kebenaran yang berlimpah dan ketika itu beliau melihat pencantuman kode sub-genetiknya. Apa pun yang dapat kita pahami dari kebenaran tersebut, semuanya sudah tertulis dalam diri kita.
عَلَّمَ الْإِنسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ
5. Mengajarkan kepada manusia apa yang ia tidak tahu.
Dia mengajari manusia apa yang ia tidak tahu, karena manusia tidak menyadari akan potensi pengetahuannya. Dia mengajari manusia, yang hanya melihat apa yang ada di hadapannya, bahwa sebenarnya ia tidak mengetahui apa yang ada sebelumnya dan di belakangnya. Dia mengajari manusia keesaan (tauhid), Dia mengajarinya keterkaitan dengan masa lampau dan masa akan datang, karena tidak ada masa lampau maupun masa akan datang, Keduanya hanya ada dalam dimensi waktu kita yang menyesatkan, dan dari sudut pandang realitas, dimensi non-duniawi, masa lampau dan masa datang hanyalah aspek atau produk dari dimensi waktu. Ayat ini berkaitan dengan pengetahuan yang tidak bisa ditularkan dari satu orang ke orang lain, tapi hanya antara manusia dan sang Pencipta, di mana tidak ada pemisahan. Ketika manusia sepenuhnya menjadi sebuah non-entitas, maka sang Entitas Tunggal melakukan kehendaknya. Ini adalah 'ilm al-laduni.
كَلَّا إِنَّ الْإِنسَانَ لَيَطْغَى
6. Tidak! Sesungguhnya manusia itu adalah pelanggar (melampaui batas),
Upaya untuk mendapatkan pengetahuan diri dimulai dengan melihat pada apa yang terdekat kepada kita, yakni sifat rendah manusia: rasa takut, nafsu syahwat, amarah, keputus-asaan dan kekurang percayaannya. Sifat rendah dan kesombongan manusia sedemikian rupa sehingga selalu menyebabkannya melampaui batas, yathgha. Ia menyandang salah satu Sifat Allah, sehingga ia menjadi arogan. Namun arogansi memang sifatnya karena secara otomatis dan spontan ia bergerak menuju Allah.
Hanya ada satu realitas dalam penciptaan, dan karenanya kita harus menerima Alquran secara keseluruhan. Dalam Alquran dikatakan bahwa sebagian ahli kitab—dari kitab-kitab wahyu lainnya, yang merupakan versi-versi dari Kitab yang satu—hanya menerima beberapa bagian Kitab saja. Mereka hanya mengambil bagian yang ingin mereka gunakan untuk kepentingan kekuasaan atau untuk tujuan lain, tapi hal ini tidak bisa dilakukan.
Dengan demikian, kita akan selalu menemukan permulaan pada apa yang terdekat kepada manusia sendiri, dan itulah yang berada di jalan kemudahan (yusr). Mengambil jalan mudah adalah mengikuti diri (nafs) kita. Maka, yang paling dekat kepada manusia adalah sifat rendahnya yang muncul dan menimpanya, yakni, kecemasan, rasa takut, amarah dan seterusnya yang muncul terutama karena arogansinya. Arogansi manusia mencuat dari pikiran yang keliru bahwa karena ia berada di sini di bumi ini maka ia harus menempatkannya dengan benar.
Tujuan sebenarnya dari keberadaan kita di sini adalah agar kita sepenuhnya mengetahui mengapa kita di sini. Begitu kita mengetahuinya, maka segala sesuatu lainnya akan mengikuti. Namun kita telah melupakan prioritas kita sehingga tidak ingin membicarakan persoalan sulit seperti itu. Persis seperti dongeng Mulla Nasruddin yang mencari cincinnya yang hilang di bawah lampu jalan. Saat sedang mencari, datanglah orang lain untuk membantunya. Akhirnya, karena tak kunjung ketemu, orang itu bertanya kepada Mulla Nasruddin apakah ia yakin telah menjatuhkannya di tempat itu. Ia menjawab bahwa hilangnya di tempat lain. Dengan ragu orang itu bertanya lagi, 'Lantas mengapa engkau mencarinya di sini?' 'Karena di tempat saya kehilangan cincin keadaannya gelap, sedangkan di sini terang.'
Kecenderungan kita adalah ingin memusatkan perhatian hanya pada persoalan-persoalan sederhana yang sudah lazim. Kita tidak ingin bertanya kepada diri kita sendiri mengapa kita ada di sini. Itu adalah pertanyaan sulit yang memerlukan waktu, upaya dan perenungan untuk menjawabnya. Sifat manusia juga cenderung arogan dalam lebih dari satu pengertian, tidak hanya dalam pengertian membesar-besarkan diri saja. Arogansi itu akan dengan mudah dipelihara karena usia tua. Kita sedang membicarakan arogansi dalam pengertian sikap manusia yang tidak mempertanyakan keadaan, posisi dan tujuannya, tidak mempertanyakan ketidak ada apa-apaannya atau kenyataan bahwa paling banter ia hanya tergantung pada udara. Ketika dalam keadaan sangat sehat, manusia laksana sebuah balon yang mengembang dan mengempis sendiri, tidak mempertanyakan dirinya, lupa akan kenyataan bahwa napas adalah satu-satunya modal dia dan segala sesuatu lainnya hanya sepintas lalu saja. Tidak mempertanyakan: inilah tbughyan (pelanggaran),thughyan batin. Pada suatu saat ia bisa jatuh mati. Akankah ia pergi dengan tenang? Akankah ia meninggalkan stasiun kereta api dengan hati yang terbuka untuk melakukan perjalanannya?
أَن رَّآهُ اسْتَغْنَى
7. Karena ia melihat dirinya sudah bebas dari keinginan (serba cukup).
Salah satu penyebab arogansi kita adalah karena kita merasa sanggup mencukupi keperluan diri kita sendiri. Istaghna di sini berarti menganggap diri tidak bergantung, kaya, mandiri. Keyakinan yang keliru bahwa kita bebas ciari tuntutan kebutuhan akan membuat kita terputus, keluar dari tauhid dan lepas.
إِنَّ إِلَى رَبِّكَ الرُّجْعَى
8. Sesungguhnya kepada Tuhanmulah [kamu] kembali.
Kepada Tuhanmu, kepada Pemeliharamu, kepada Realitas itulah kamu akan kembali. Segala sesuatu dipelihara oleh sang Maha Pemelihara.
أَرَأَيْتَ الَّذِي يَنْهَى
9. Apakah engkau melihat orang yang melarang
عَبْدًا إِذَا صَلَّى
10. Seorang hamba [Allah] dari melakukan salat?
Contoh yang diberikan di sini merujuk kepada situasi historis yang nyata, tapi berlaku sepanjang masa. Kita menyaksikan bagaimana orang yang melarang orang lain yang ingin beribadat dan mengerjakan salat—seperti terjadi pada Nabi, yang senantiasa menjadi target upaya Abu Jahal untuk melarangnya melakukan salat dekat Ka'bah—benar-benar menderita rugi.
أَرَأَيْتَ إِن كَانَ عَلَى الْهُدَى
11. Sudahkah kau perhatikan kalau-kalau ia di jalan yang benar,
أَوْ أَمَرَ بِالتَّقْوَى
12. Atau menyuruh supaya bertakwa [kepada Allah]?
Ini berarti mereka benar-benar dalam keadaan berlawanan; mereka tidak berada di jalan yang benar dan tidak juga bertakwa. Karena tidak memiliki pengetahuan yang dalam maka mereka menyangkal dan berdusta. Berdusta adalah menutupi kebenaran. Kebenaran ada pada mereka tapi mereka tidak ingin terbuka kepada kebenaran itu karena bertentangan dengan nilai-nilai yang mereka junjung tinggi.
أَرَأَيْتَ إِن كَذَّبَ وَتَوَلَّى
13. Apakah engkau memperhatikan kalau mereka mendustakan kebenaran dan berpaling?
أَلَمْ يَعْلَمْ بِأَنَّ اللَّهَ يَرَى
14. Apakah ia tidak tahu bahwa Allah melihat?
Di sinilah jawabannya. Dia mengetahui kebenaran dalam hati, tapi tidak bertindak sesuai dengan pengetahuan itu. Dia tidak menyadari bahwa apa pun yang dilakukannya, apa pun yang diniatkannya, di mana pun dan bagaimana pun ia bergerak, maka Realitas, yang menyerap dan menahan serta mengendalikan semua, mengetahuinya. Realitas adalah yang mengetahui segalanya. Hanya orang yang menderita rugi yang tidak mengetahui hal ini.
كَلَّا لَئِن لَّمْ يَنتَهِ لَنَسْفَعًا بِالنَّاصِيَةِ
15. Tidak! Jika ia tidak berhenti, Kami akan merenggutnya di ubun-ubunnya.
نَاصِيَةٍ كَاذِبَةٍ خَاطِئَةٍ
16. Ubun-ubun yang berdusta, yang berdosa.
Nashiyah adalah ubun-ubun. Dicengkeram dan diseret di bagian jambul berarti benar-benar dipermalukan. Siapa pun yang merugi, siapa pun yang mengingkari kebenaran di dalam dirinya, akan berakhir dalam keadaan dicengkeram seperti itu. Bagaikan gilingan azab kehidupan, merugi di sini dan saat ini, dan juga di hari akhirat.
فَلْيَدْعُ نَادِيَه
17. Lalu biarlah ia memanggil kawan-kawan segolongannya;
Biarlah dia memanggil orang yang telah menjadi gantungan dan andalannya. Maka ia akan mengetahui bahwa tidak ada bantuan selain dari Allah, dan dengan penyaksian itu ia akan menyadari bahwa ia telah bersandar pada kedustaan.
سَنَدْعُ الزَّبَانِيَةَ
18. Kami akan memanggil mereka yang memasukkan [ke dalam neraka].
Ini berkenaan dengan kekuatan dan kekuasaan yang bermain dalam eksistensi ini. Zabaniyah di sini adalah kekuatan malaikat dan kelaziman mereka sebagai tenaga yang sepenuhnya dan secara langsung memberlakukan diktum takdir. Yakni, menerapkan, dalam pengertian yang disebutkan sebelumnya, apa yang telah ditulis oleh pena.
كَلَّا لَا تُطِعْهُ وَاسْجُدْ وَاقْتَرِبْ
19. Tidak! Janganlah engkau taat kepadanya, tetapi bersujudlah dan mendekatlah [kepada Allah].
Jalan keluarnya adalah mendekat kepada Allah. Kedekatan kepada Allah adalah melalui sajdah (sujud), yakni bukti lahiriah dari keberserahan batin. Gerak sujud lahir adalah manifestasi dari keadaan batin, kalau tidak maka gerakan itu akan menjadi sekadar ritus hampa belaka. Sajada, akar dari sajdah, juga berarti 'menaati', maksudnya menaati tujuan eksistensi. Tujuan eksistensi adalah mengetahui sumber dari seluruh penciptaan, Allah Yang Mahakuasa.
Makna lain dari sajada adalah 'tunduk' dan melalui ketundukkan itu muncullah kebebasan. Kebebasan satu-satunya adalah pengakuan akan tiadanya kebebasan. Kebebasan satu-satunya adalah pengakuan batin langsung bahwa benar-benar tidak ada kemungkinan untuk kebebasan. Dari pengakuan tersebut muncullah kebebasan dan kelepasan yang pokok, yakni kebebasan yang nyata dan tak terbatas, kebebasan yang melampaui penciptaan kita dan setelah kematian kita. Tujuan kita adalah berada dalam kemabukan batin dan ketidakmabukan lahir, keterbebasan batin dan kesopanan serta kebaikan lahir. Dalam keadaan ini kita tidak menjadi sadar terhadap sesuatu, tapi menjadi kesadaran itu sendiri. Maka inilah manifestasi lahir dari sajdah, dari sujud, yang bersifat spontan. Itulah satu-satunya posisi manusia dan merupakan posisi yang terakhir dan juga yang pertama.
Setelah itu barulah kita dapat berbicara tentang pertanggungjawaban, karena dengan demikian kita memulai dari fondasi yang selalu tersedia. Dengan kata lain, jika kita ingin mengetahui apa yang benar atau salah, kita harus selalu sadar bahwa kita mati. Jika kita tidak berada dalam keterlepasan total, maka yang akan kita lakukan tak lebih dari membuat berbagai pertimbangan nilai dan membawa masa lalu kita ke masa sekarang.
Keterlepasan adalah kebebasan, dan dari kebebasan itu muncullah aksi yang bersih, yang jauh lebih dari sekadar reaksi. Namun pencarian kebebasan biasanya merupakan reaksi terhadap belenggu yang dipasang pada diri sendiri. Marilah terlebih dahulu kita berusaha membebaskan diri kita dari belenggu-belenggu individu ini sebelum mulai mencari kebebasan yang sejati.[]
Selengkapnya...

Rabu, 16 Februari 2011

Flamini Seharusnya Masuk penjara

Milan - Mathieu Flamini melakukan tekel berbahaya yang membuat cedera Vedran Corluka. Flamini beruntung tak dapat kartu merah karena dia dianggap layak masuk penjara karena aksinya tersebut.

Milan dipermalukan Tottenham Hotspur dengan skor 0-1 di leg pertama babak 16 besar Liga Champions. Dalam laga di San SIro, Rabu (16/2/2011) dinihari tersebut, gol tunggal kemenangan tim tamu datang dari Peter Crouch di menit 80.

Laga Milan vs Spurs tersebut diwarnai beberapa insiden, yang salah satunya adalah tekel kasar menggunakan dua kaki yang dilakukan Flamini. Vedran Corluka yang jadi korban dari tekel tersebut langsung harus menyudahi pertandingan dan sempat terlihat menggunakan tongkat plus kaki yang dikompres saat menyaksikan rekannya berlaga di sisa waktu.

Flamini dianggap beruntung karena tak dapat kartu merah dari insiden tersebut. Gelandang asal Prancis itu kemudian memang meminta maaf secara langsung pada Corluka seusai laga. Meski menerima apologi yang diajukan lawannya Corluka tetap menganggap apa yang dilakukan Flamini sebagai aksi yang terlewat kasar.

Simak komentarnya saat ditanya wartawan soal lolosnya Flamini dari hukuman kartu merah:

"Haruskan dia diusir ke luar lapangan? Tidak, dia seharusnya dikirim ke penjara," seru bek asal Kroasia itu di Telegraph.

Menurut keterangan Harry Redknapp, kondisi beknya itu kini dalam keadaan baik. Meski sejauh ini dipastikan tidak mengalami patah kaki, dia baru akan menjalani pemeriksaan sinar x pada Rabu (16/2/2011) ini waktu setempat.
Selengkapnya...

UEFA Buka Penyelidikan "Si Badak" Gatusso

Nyon - Gennaro Gattuso hampir dipastikan akan mendapat sanksi dari UEFA terkait aksi tak sportifnya dalam laga AC Milan vs Tottenham Hotspur. Otoritas sepakbola Eropa mulai membuka penyelidikan pada 'Si Badak'.


Kasus terberat yang bisa menjerat Gattuso tentu saja perseteruannya dengan asisten pelatih Spurs Joe Jordan. Gattuso sempat mencekik leher Jordan di tengah pertandingan, dan kemudian terlihat berusaha menanduknya setelah laga tuntas.

Sikap negatif Gattuso bukan itu saja. Di sepanjang pertandingan beberapa kali dia terlihat sangat emosional dan sempat juga bersitegang dengan Peter Crouch. Hal tersebut disayangkan karena dalam laga di San Siro tersebut dia diserahi ban kapten.

Gattuso memang sudah melontarkan penyesalan dan permintaan maaf atas tindakannya itu. Namun itu tak lantas membuatnya terbebas dari ancaman sanksi dari UEFA.

Dikutip dari Reuters, UEFA akan melakukan penyelidikan terhadap insiden tersebut setelah menerima laporan dari wasit Stephane Lannoy dan pengawas pertandingan Fernand Meese. Disebutkan kalau Komisi Disiplin dan Pengendalian UEFA akan membahas perkara tersebut pada Senin (21/2/2011) mendatang.

Beberapa media Inggris menyebut kalau Gattuso akan mendapat hukuman berat sebagai akibat dari aksinya dalam laga itu. Gelandang 33 tahun itu sudah dipastikan tak akan bermain pada leg kedua di White Hart Lane karena terkena akumulasi kartu.
Selengkapnya...

Cavani Ingin jadi Champion

Napoli - Pada akhirnya yang hal yang diingini seorang pemain (top) adalah medali juara. Top skorer Liga Italia saat ini, Edinson Cavani, juga mendambakan dirinya bisa memiliki titel sebagai seorang kampiun.

Cavani sedang dalam permainan puncaknya. Dari 25 pertandingan ia sudah mendulang 20 gol, dan kini memimpin daftar pencetak gol terbanyak di Seri A. Ia juga mencetak tujuh gol dari delapan aksinya di Liga Europa.

Ketajamannya itu sangat membantu Napoli untuk bertengger di papan atas klasemen. Saat ini tim asuhan Walter Mazzarri itu ada di peringkat dua, hanya terpaut tiga poin dari pimpinan kompetisi, AC Milan.


"Aku ingin jadi juara," kata pemain Uruguay berusia 24 tahun itu. "Mudah-mudahan aku bisa mewujudkannya di sini, di Napoli."

Cavani sudah bermain di Italia sejak 2006 bersama Palermo. Saat ini ia juga masih berstatus milik Palermo, karena Napoli cuma meminjamnya.

"Aku senang di klub ini (Napoli) dan ingin meninggalkan sebuah penanda dengan memenangi sesuatu yang unik," sambung Cavani, yang pernah memperlihatkan ketajamannya di Jakarta, saat Uruguay menundukkan Indonesia 7-1 dalam laga persahabatan Oktober silam.

"Aku ingin sekali kalau bisa menjadi bagian dari sejarah Napoli, sebagai seorang pemain yang mencintai seragam ini dan membuatnya bahkan lebih prestisius."

Salah satu kunci sukses permainannya di musim ini adalah strategi pelatih Mazzarri, yang menempatkan dia sebagai penyerang tengah.

"Ini posisiku yang sesungguhnya. Bermain di 16 meter terakhir lapangan sangat cocok buatku. Aku berusaha mengeluarkan hampir semua karakterku," jelas Cavani.
Selengkapnya...

Mancini Belum Puas Dengan Performa Dzeko

Manchester - Didatangkan dengan uang banyak dari Wolfsburg, Edin Dzeko saat ini baru mencetak satu gol buat Manchester City. Roberto Mancini jelas tak puas dengan kondisi itu, dan meminta strikernya meningkatkan performa.

Laga terakhir Dzeko bersama City adalah di ajang Liga Eropa dinihari tadi. Menghadapi Aris Saloniki, Dzeko kembali gagal bikin gol dan The Citizens pun terpaksa bermaim imbang tanpa gol, 0-0.


Total itulah pertandingan keenam Dzeko bersama City setelah ditransfer dari Wolfsburg dengan banderol 27 juta poundsterling dari Wolfsburg di bursa transfer musim dingin lalu. Dari seluruh laga tersebut satu gol yang dia lesakkan adalah ke gawang Notts County di ajang Piala FA, plus total menciptakan dua assist.

Statistik tersebut jelas belum memuaskan Mancini. Sang manajer pun berharap kalau striker 24 tahun itu bisa cepat meningkatkan performanya dan tentu mulai rajin bikin gol.

"Saya mengharapkan lebih dari Dzeko - dia butuh untuk berkembang. Dia pemain yang bagus," sahut Mancini diSkysports.

Meski menyatakan belum puas dengan perfoma strikernya itu, namun Mancini yakin kalau ekpektasi tinggi yang digantungkan pada pesepakbola asal Bosnia & Herzegovina itu tidak akan sia-sia. Sang striker disebutnya cuma mengalami kesulitan yang sama dengan Fernando Torres di Chelsea saat ini.

"Saya pikir dia mengalami kesulitan yang sama dengan (Fernando) Torres di Chelsea karena saat Anda tiba di bulan Januari Anda tak mengenal rekan-rekan Anda, itu tak mudah."

"Dia bisa berubah di setiap pertandingan. Penting buatnya untuk berkembang dengan cepat. Kami harus mengumpan padanya," tuntas Mancio.
Selengkapnya...

Bintang Muda Brasil yang diperebutkan Dua Raksasa Italia

Santos - Bursa transfer musim panas nanti sepertinya akan terasa lebih "panas" di kota Milan. Sebab Inter Milan dan AC Milan bakal berebut salah satu properti masa depan sepakbola Brasil bernama Paulo Henrique Ganso.

Nama Ganso memang belum begitu tenar di telinga para penggemar sepakbola kebanyakan. Mungkin orang lebih mengenal rekan setim Ganso di Santos yakni Neymar, yang sempat jadi buah bibir di bursa transfer awal musim karena diincar beberapa klub besar Eropa.

Namun bukan berarti Ganso tak punya peran penting di tim tersebut. Ganso yang berposisi sebagai gelandang serang adalah pilar tim itu bersama Neymar saat Santos menjuarai Kejuaraan Sepakbola Brasil Provinsi Sao Paulo tahun 2007 dan 2010 serta Piala Brasil 2010. Ia pun mendapat gelar pemain muda terbaik di tahun yang sama.

Dengan kemampuannya seperti itu Ganso nyaris masuk skuad Brasil di Piala Dunia 2010 andaikan Carlos Dunga tak memilih Kaka, yang memiliki tipe permainan sama dengannya. Maka di Brasil ada yang menyebutnya "The Next Kaka".

Kini Ganso, yang sedang dalam pemulihan pasca cedera lutut Agustus 2010, punya kesempatan untuk melebarkan karirnya ke Eropa seperti kebanyakan para pemain Brasil lainnya. Tujuannya pun sudah ditentukan oleh pesepakbola 20 tahun itu, yaitu kota Milan.


"Musim depan aku akan bermain di kota Milan. Leonardo sering meneleponku karena ia ingin aku ada di Inter. Leo adalah pribadi yang luar biasa," ucap Ganso di Il Corriere dello Sport yang dilansir Football Italia.

"Dia adalah pesepakbola hebat dan aku harap dia mendapat kepuasan saat menjadi pelatih," sambungnya.

"Inter adalah klub besar dan setiap orang ingin bermain di sana. Mereka punya skuad fantastis dan beberapa kemenangan terakhir mereka menunjukkan itu," tukas pemain bernama asli Paulo Henrique Chagas de Lima tersebut.

"Namun Milan juga tertarik. Saya senang karena Milan adalah klub besar. Namun aku tidak ingin berbicara mengenai transfer karena aku merespek fans Santos," tuntas pengoleksi 43 penampilan dan delapan gol bersama Santos itu.
Selengkapnya...

Intisari Pelajaran Tentang Jamur

Kita telah mengenal jamur dalam kehidupan sehari-hari meskipun tidak sebaik tumbuhan lainnya. Hal itu disebabkan karena jamur hanya tumbuh pada waktu tertentu, pada kondisi tertentu yang mendukung, dan lama hidupnya terbatas. Sebagai contoh, jamur banyak muncul pada musim hujan di kayu-kayu lapuk, serasah, maupun tumpukan jerami. namun, jamur ini segera mati setelah musim kemarau tiba. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia telah mampu membudidayakan jamur dalam medium buatan, misalnya jamur merang, jamur tiram, dan jamur kuping.

CIRI-CIRI UMUM JAMUR
Jamur merupakan kelompok organisme eukariotik yang membentuk dunia jamur atau regnum fungi. Jamur pada umumnya multiseluler (bersel banyak). Ciri-ciri jamur berbeda dengan organisme lainnya dalam hal cara makan, struktur tubuh, pertumbuhan, dan reproduksinya.

1. Struktur Tubuh

Struktur tubuh jamur tergantung pada jenisnya. Ada jamur yang satu sel, misalnyo khamir, ada pula jamur yang multiseluler membentuk tubuh buah besar yang ukurannya mencapai satu meter, contohnyojamur kayu. Tubuh jamur tersusun dari komponen dasar yang disebut hifa. Hifa membentuk jaringan yang disebut miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan semu menjadi tubuh buah.


Hifa adalah struktur menyerupai benang yang tersusun dari dinding berbentuk pipa. Dinding ini menyelubungi membran plasma dan sitoplasma hifa. Sitoplasmanya mengandung organel eukariotik.
Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa mempunyai pori besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria, dan kadangkala inti sel yang mengalir dari sel ke sel. Akan tetapi, adapula hifa yang tidak bersepta atau hifa senositik.
Struktur hifa senositik dihasilkan oleh pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasma.
Hifa pada jamur yang bersifat parasit biasanya mengalami modifikasi menjadi haustoria yang merupakan organ penyerap makanan dari substrat; haustoria dapat menembus jaringan substrat.

2. Cara Makan dan Habitat Jamur
Semua jenis jamur bersifat heterotrof. Namun, berbeda dengan organisme lainnya, jamur tidak memangsa dan mencernakan makanan. Clntuk memperoleh makanan, jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya, kemudian menyimpannya dalam bentuk glikogen. Oleh karena jamur merupakan konsumen maka jamur bergantung pada substrat yang menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, dan senyawa kimia lainnya. Semua zat itu diperoleh dari lingkungannya. Sebagai makhluk heterotrof, jamur dapat bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, atau saprofit. Lihat Gambar 5.3.

a. Parasit obligat
merupakan sifat jamur yang hanya dapat hidup pada inangnya,
sedangkan di luar inangnya tidak dapat hidup. Misalnya, Pneumonia
carinii (khamir yang menginfeksi paru-paru penderita AIDS).

b. Parasit fakultatif
adalah jamur yang bersifat parasit jika mendapatkan inang yang
sesuai, tetapi bersifat saprofit jika tidak mendapatkan inang yang
cocok.

c. Saprofit
merupakan jamur pelapuk dan pengubah susunan zat organik yang
mati. Jamur saprofit menyerap makanannya dari organisme yang telah
mati seperti kayu tumbang dan buah jatuh. Sebagian besar jamur
saprofit mengeluar-kan enzim hidrolase pada substrat makanan untuk
mendekomposisi molekul kompleks menjadi molekul sederhana sehingga
mudah diserap oleh hifa. Selain itu, hifa dapat juga langsung
menyerap bahanbahan organik dalam bentuk sederhana yang
dikeluarkan oleh inangnya.
Cara hidup jamur lainnya adalah melakukan simbiosis mutualisme. Jamur yang hidup bersimbiosis, selain menyerap makanan dari organisme lain juga menghasilkan zat tertentu yang bermanfaat bagi simbionnya. Simbiosis mutualisme jamur dengan tanaman dapat dilihat pada mikoriza, yaitu jamur yang hidup di akar tanaman kacang-kacangan atau pada liken.

Jamur berhabitat pada bermacammacam lingkungan dan berasosiasi dengan banyak organisme. Meskipun kebanyakan hidup di darat, beberapa jamur ada yang hidup di air dan berasosiasi dengan organisme air. Jamur yang hidup di air biasanya bersifat parasit atau saprofit, dan kebanyakan dari kelas Oomycetes.


3. Pertumbuhan dan Reproduksi
Reproduksi jamur dapat secara seksual (generatif) dan aseksual (vegetatif). Secara aseksual, jamur menghasilkan spora. Spora jamur berbeda-beda bentuk dan ukurannya dan biasanya uniseluler, tetapi adapula yang multiseluler. Apabila kondisi habitat sesuai, jamur memperbanyak diri dengan memproduksi sejumlah besar spora aseksual. Spora aseksual dapat terbawa air atau angin. Bila mendapatkan tempat yang cocok, maka spora akan berkecambah dan tumbuh menjadi jamur dewasa.
Reproduksi secara seksual pada jamur melalui kontak gametangium dan konjugasi. Kontak gametangium mengakibatkan terjadinya singami, yaitu persatuan sel dari dua individu. Singami terjadi dalam dua tahap, tahap pertama adalah plasmogami (peleburan sitoplasma) dan tahap kedua adalah kariogami (peleburan inti). Setelah plasmogami terjadi, inti sel dari masing-masing induk bersatu tetapi tidak melebur dan membentuk dikarion. Pasangan inti dalam sel dikarion atau miselium akan membelah dalam waktu beberapa bulan hingga beberapa tahun. Akhimya inti sel melebur membentuk sel diploid yang segera melakukan pembelahan meiosis.

4. Peranan Jamur
Peranan jamur dalam kehidupan manusia sangat banyak, baik peran yang merugikan maupun yang menguntungkan. Jamur yang menguntungkan meliputi berbagai jenis antara lain sebagai berikut.
a. Volvariella volvacea (jamur merang) berguna sebagai bahan pangan
berprotein tinggi.
b. Rhizopus dan Mucor berguna dalam industri bahan makanan, yaitu
dalam pembuatan tempe dan oncom.
c. Khamir Saccharomyces berguna sebagai fermentor dalam industri
keju, roti, dan bir.
d. Penicillium notatum berguna sebagai penghasil antibiotik.
e. Higroporus dan Lycoperdon perlatum berguna sebagai dekomposer.

Di samping peranan yang menguntungkan, beberapa jamur juga mempunyai peranan yang merugikan, antara lain sebagai berikut.
a. Phytium sebagai hama bibit tanaman yang menyebabkan penyakit
rebah semai.
b. Phythophthora inf'estan menyebabkan penyakit pada daun tanaman
kentang.
c. Saprolegnia sebagai parasit pada tubuh organisme air.
d. Albugo merupakan parasit pada tanaman pertanian.
e. Pneumonia carinii menyebabkan penyakit pneumonia pada paru-paru
manusia.
f. Candida sp. penyebab keputihan dan sariawan pada manusia.
Selengkapnya...

Selasa, 15 Februari 2011

Meireles Bakal Jadi Pemain Vital Untuk the reds

London - Nyawa permainan Liverpool tetap identik dengan Steven Gerrard. Tapi kini sudah ada "urat nadi" yang tak kalah vital di tubuh "Si Merah". Raul Meireles semakin dipandang publik Anfield.

Dia bukan gelandang yang mahir bikin gol. Sepanjang karirnya, Meireles tak pernah mencetak lebih dari empat gol di level liga di setiap musim, baik bersama Desportivo Aves, Boavista, maupun klub yang dibelanya selama tujuh tahun (2004-2007), FC Porto.

Tapi pemain berusia 27 tahun itu sudah mengemas empat gol dalam 22 pertandingan bersama Liverpool, dan itu ia lakukan di lima laga terakhirnya. Yang terakhir ia buat ke gawang Chelsea Minggu (6/2/2011) malam, yang sekaligus membuatnya jadi pahlawan The Reds yang mengalahkan Si Biru 1-0 di Stamford Bridge.

"Secara teknis Raul sangat bagus. Dia selalu luar biasa sejak saya masuk. Sebagai ganjaran atas kerja keras dan kemampuannya, dia mencetak beberapa gol," puji manajer Kenny Dalglish pada pemain internasional Portugal itu.

Meireles diboyong ke Anfield pada musim panas lalu dengan harga 11,5 juta poundsterling. Ia mengenakan nomor punggung 4 yang sebelumnya dipakai Alberto Aquilani. Ia menjadi gelandang yang diharapkan setelah Aquilani dan Javier Mascherano hengkang, plus belum nyetel-nya Joe Cole.

Pentingnya peran Meireles antara lain terlihat dari frekuensinya bermain sebagai starter, yang mana ia melakoninya 21 kali dari 22 pertandingan. Ia harus menunggu 23 pekan untuk mencetak gol pertamanya untuk Liverpool, yakni dalam derby Merseyside pada 16 Januari lalu. Setelah itu ia mencetak satu gol lagi ke gawang Wolverhampton (22/1), Stoke City (2/2), dan Chelsea (6/2).

"Ini sebuah momen yang baik buatku. Tapi hal terpenting adalah tim dan kemenangan. Tiga poin ini penting buat kami," demikian Meireles usai aksi heroiknya saat menghadapi Chelsea tadi malam, seperti dikutip situs resmi Liverpool.

"Kami berusaha mengerahkan kemampuan terbaik dan memainkan sepakbola yang bagus. Sekarang aku sudah membuat beberapa gol untuk klub ini, dan aku tentu saja merasa senang." 
Selengkapnya...

Eliminasi Lewat SMS, tragisnya sepakbola Indonesia




Denpasar - I Komang Sugiastawa (16) sudah bersiap terbang bersama Timnas U-16 ke Uruguay. Namun, menjelang keberangkatannya, PSSI mengeliminasinya melalui pesan singkat tanpa alasan jelas.

Kabar pembatalan Sugiastawa ke Uruguay dikirim oleh staf PSSI bernama Arman pada 31 Desember 2010 melalui sebuah pesan singkat. "Katanya di SMS, saya batal berangkat karena ada penciutan pemain, dari 27 pemain menjadi menjadi 20 pemain. Salah satunya saya," kata Sugiastawa kepada detikSport di Hotel Inna Grand Bali Beach, Sanur, Denpasar, Senin (14/2/2011).

Kabar itu pun sangat menyesakkan hati Sugiastawa. Ia tak menyangka pembatalan terjadi sangat mendadak padahal dirinya telah siap berangkat ke Uruguay.

Orang tuanya, Putu Mudana, pun berusaha menghubungi Arman untuk mengetahui alasan anaknya dieliminasi menjelang terbang ke Uruguay. Namun ia tak mendapatkan jawaban yang memuaskan. "Staf PSSI hanya menjawab, tugas saya hanya memberitahu," kata Mudana mengutip pernyataan PSSI.

Mudana pun terus mencari alasan anaknya tereliminasi. Namun, hingga kini ia belum mendapatkan jawaban secara resmi dari PSSI.

Mudana hanya menerima klarifikasi PSSI melalui email singkat. "Sampai saat ini saya belum menerima surat resmi alasan anak saya tidak jadi berangkat ke Uruguay," kata Mudana.
Selengkapnya...

Ronaldo The Fenomenal Gantung Sepatu

Rio De Janiero - Dunia sepakbola mungkin sebentar lagi bakal kehilangan salah satu pemain terbaiknya, setelah Ronaldo Luis Nazario Da Lima yang dijuluki 'Si Fenomenal' berencana gantung sepatu akhir tahun ini.

Seperti dilansir dari AP, Ronaldo yang merupakan pemegang rekor gol terbanyak di Piala Dunia dengan 15 gol, itu mengeluarkan uneg-unegnya saat diwawancari oleh stasiun televisi Brasil Globo TV di mana ia mengakui ada niatan untuk mengakhiri karir sepakbola di penghujung 2010.

Namun Ronaldo yang kini berseragam Corinthians tak ingin begitu saja pergi dari dunia yang membesarkan namanya itu. Ia ingin mengakhirinya minimal usai membawa klubnya tersebut meraih gelar dan sesudahnya ia baru memikirkan apa yang ingin dilakukannya tahun depan.

Dasar pesepakbola 32 tahun itu ingin gantung sepatu adalah ia saat ini rentan cedera dan sudah lebih dari tiga bulan tak merumput akibat lututnya bermasalah. Selain itu pria yang dikenal doyan gonta-ganti kekasih ini juga bermasalah dengan berat badannya sehingga menyulitkannya kembali ke performa terbaiknya.

Ronaldo menuturkan penghujung karirnya "kian hari kian dekat saja' namun pengoleksi 97 caps dan 62 gol bersama timnas Brasil itu ingin 'mengorbankan segalanya demi mengakhiri karirnya tahun ini dengan manis'. Tak hanya itu, Ronaldo pun ingin perpisahannya dari dunia sepakbola profesional itu tak dilakukan secara besar-besaran.

Memulai karirnya di Cruzeiro pada tahun 1993, Ronaldo ditarik oleh PSV Eindhoven setahun berselang, tempat di mana ia mengawali karirnya di Benua Eropa di umurnya yang baru 18 tahun.

Sempat menderita cedera lutut, bakat Ronaldo pun dicium oleh Sir Bobby Robson yang kala itu melatih Barcelona dan ia pun ditarik ke Nou Camp pada musim 1996/1997 setelah dua musim berkarir di Belanda.

Di ranah La Liga itulah Ronaldo mencuat namanya dengan mencetak 47 gol dari 49 laganya serta menjadi topskorer kompetisi itu dengan 34 gol. Meski gagal membawa Barca juara liga, namun Ronaldo sukses memberikan trofi Piala Winners, Copa Del Rey dan Super Spanyol. Ia pun memenangi gelar pemain terbaik dunia pertamanya di tahun 1996.

Kehebatan Ronaldo itu menarik minat Inter Milan yang langsung membelinya di musim panas 1997 dengan rekor transfer termahal saat itu 19 juta poundsterling. Musim pertamanya ditutup dengan gelar Piala UEFA bagi Nerazzurri dan memenangi gelar pemain terbaik dunia keduanya serta pemain terbaik Eropa pertamanya di tahun yang sama.

Sayang karirnya di Seri A lebih banyak diwarnai cedera yang mengganggu penampilannya. Tahun 2002 menjadi puncak karirnya saat ia membawa Brasil menjadi juara dunia untuk kelima kalinya di Jepang & Korea Selatan dan terpilih lagi jadi pemain terbaik dunia untuk ketiga kalinya.

Setelahnya Ronaldo pun memutuskan kembali berkarir di Spanyol namun kali ini bersama Real Madrid dan setelah lima tahun merumput di sana ia memutuskan pindah ke AC Milan.Namun tak banyak yang bisa diperbuatnya di sana sehingga pada tahun 2009 ia memutuskan 'pulang kampung' untuk memperkuat Corinthians.
Selengkapnya...

Melawan Kegelapan Internet

Pornografi yang Lecehkan Muslimah

Semua orang tahu, Internet bukan hanya menyediakan informasi yang bermanfaat seperti berita atau ilmu pengetahuan. Pornografi, pembajakan dan yang lainnya juga tumbuh subur di sisi gelap Internet. 
Pornografi tersebar melalui situs-situs porno. Tetapi bukan hanya itu, pornografi bisa didapatkan melalui email, jaringan pertukaran file antar pengguna (P2P), chatroom dan mailing list. 
Arief A. Yudanarko, Customer Service PT RadNet Surabaya, adalah salah satu pihak yang memprihatinkan maraknya materi pornografi di Internet, khususnya yang bermuatan lokal. Menurutnya, beberapa materi tersebut sudah kelewatan. 
“Gambar-gambar yang ditampilkan sangat provokatif seolah hendak mengatakan, ini lho kelakuan mereka yang kelihatannya alim,” tutur Arief
Arief tidak tinggal diam menyaksikan perbuatan seperti itu. Bersama beberapa rekannya yang memiliki keahlian dalam bidang Teknologi Informasi (baca:hacker), mengkoordinasikan pelacakan aktifitas pornografi seperti itu. Temuannya cukup mengejutkan! 
“Arahnya jelas, mereka ingin melucuti muslimah,” kata Arief. Bahkan beberapa mailing list yang ditemukan Arief bersama timnya memiliki muatan-muatan yang lebih mengerikan. 
“Milis ini seolah hendak memunculkan bahaya laten, karena sifatnya yang berandai-andai memperkosa para muslimah berjilbab,” lanjut Arief. Menurut Arief, komunitas itu menyebarkan informasi yang sangat detil tentang strategi memperdaya wanita baik-baik. 
Meskipun yang beredar di komunitas tersebut hanya sebatas fantasi, Arief mengkhawatirkan kalau hal tersebut dipraktekkan di dunia nyata. “Saya katakan bisa menjadi bahaya laten, karena sangat mungkin dipraktekkan di dunia nyata,” tuturnya. 
“Beberapa mailing list sudah ditutup oleh YahooGroups, setelah kami ramai-ramai kirim laporan abuse,” kata Arief. Akan tetapi mailing list itu seperti tidak pernah menghilang, 
Dikatakan Arief gambar-gambar yang beredar, di mailing list dan situs-situs tersebut, 80 persennya adalah hasil rekayasa komputer. “Tapi ada beberapa yang dari hidden camera,” jelas Arief. Selain itu beberapa menampilkan gambar model yang mengenakan pakaian tertutup (jilbab). “Itu dulu pernah muncul dan beredar, tapi sudah ditutup,” kata Arief. 
Terlacak Sampai Yogya! 
Arief A. Yudanarko dan kawan-kawan tidak mau tinggal diam melihat materi-materi amoral ditampilkan di Internet. Usaha mereka melawan lewat Internet dirasa kurang efektif, kini mereka bersiap-siap untuk muncul ke permukaan. Pelakunya terlacak sampai ke Yogya! 
“Kami coba cari strategi lain, yaitu melacak sampai ke alamat daratnya,” kata Arief. Dia dkk kemudian mencoba melakukan pelacakan. Karena pelacakan dari situs porno agak sulit dilakukan, mereka berusaha melacak melalui mailing list. 
“(Prosesnya) cepatsekali dan kami terus memantau, begitu ada upload lagi kami bisa dapatkan lokasinya” kata Arief. Hal pertama yang dimanfaatkan Arief adalah header email yang digunakan mereka, kemudian tim pelacak yang dikoordinasikan oleh Arief akan mencari IP Address, ISP Pengguna hingga lokasi pengguna dimana. 
Hasil pelacakan tim ini cukup menggembirakan. “Sampai minggu lalu kami punya tiga lokasi warnet yang dipakai upload gambar,” jelas Arief. Ketiga warnet tersebut berada di Yogya dan menurut Arief telah dikonfirmasikan keberadaannya. 
Arief rencananya akan membentuk koordinasi secara nasional untuk menggalang anti pornografi ini. “Kami akan menunjuk contact person di setiap kota yang mungkin, nantinya mereka akan punya tim untuk kampanye dan buser, jika saatnya tiba,” Arief memaparkan. 
Arief juga mengagendakan kerjasama dengan penegak hukum. Nantinya jika mereka melakukan penggrebekan dan penangkapan, mereka akan menyerahkan pelakunya pada polisi. Kelompok ini tidak ingin melakukan perlawanan secara cyber, karena selain tidak efektif perlawanan tersebut bisa menjadi bumerang bagi mereka. “Kami bukan hacker yang seperti itu,” imbuh Arief.
Selengkapnya...

Seks Di Komik Jepang

Tak dipungkiri bahwa komik memiliki penggemar dari segala jenis usia. Belakangan ini, pasar komik di Indonesia kebanjiran komik porno terjemahan dari Jepang.

Liputan6.com, Jakarta: Komik Jepang jaya di Indonesia. Jadinya, menyaksikan banyak orang beragam jenis usia tengah menenteng atau membaca komik Jepang adalah pemandangan biasa. Coba saja tanyakan tentang tokoh komik yang digemari, mulut mereka akan melontarkan serentetan tokoh-tokoh komik yang sudah tak asing lagi. Apalagi, sang tokoh komik juga ada di film kartun. Sebut saja Shinchan, Samurai X, atau Kungfu Boy.

Terkadang, isi cerita dalam komik itu agak genit, menggoda, bahkan berbau porno. Pernah suatu ketika diceritakan Shinchan iri menyaksikan kedua orang tuanya yang sedang berhubungan seks, tapi di mata bocah cilik itu sedang bergulat. Belakangan, ada juga Golden Boy dan Nice Boy yang isi ceritanya khusus 17 tahun ke atas lantaran gambar dan isi cerita yang ditampilkan memang "dewasa". Jangan kaget jika ada gambar dalam kedua komik ini yang menceritakan seorang wanita tengah mandi dan telanjang bulat.

Sama halnya Sinchan dan Samurai X, penjualan komik-komik porno itu pun bebas. Anda bisa dengan mudah mendapatkannya di pasar, semisal di kawasan Pasar Senen, Jakarta Pusat; di lapak komik Universitas Tarumanegara, Grogol, Jakarta Barat; dan di depan SMU Kanisius, Menteng, Jakpus. Bila tengah digelar, komik-komik porno tersebut tak terlihat mencolok karena dipajang bersama-sama komik biasa. Namun, bila diteliti secara seksama, ada sebagian komik yang isinya mengumbar syahwat. Seiring dengan itu, dampak negatif jelas mengintai. Sebab, pembeli komik porno itu umumnya adalah pelajar dan mahasiswa.

Sahabat Peduli, sebuah lembaga swadaya masyarakat yang memberikan konseling dan mendampingi korban kekerasan seksual pernah meneliti komik porno. Menurut seorang staf Sahabat Peduli, Bunga Kamase Kobong, hasil riset tersebut sangat mengkhawatirkan: pelecehan seksual ternyata berawal dari bacaan porno. 

"Golden Boy adalah judul komik pertama yang bikin kami syok. Dari 23 jilid, yang sudah diterjemahkan baru sepuluh jilid. Meski seolah legal, ada penerbitnya, ternyata tak ada di katalog perpustakaan nasional. Berarti ini bajakan. Semakin naik tingkatannya [edisinya], semakin vulgar. Seolah-olah dalam hidup ini cuma seks saja yang penting," kata Bunga. Kalau sudah begini, Bunga berharap peran orang tua dan guru untuk mengontrol informasi yang masuk ke anak-anak. Tujuannya agar generasi penerus bangsa itu terhindar dari kejahatan seksual.

Di Jepang, komik memang dibagi menjadi beberapa jenis. Ada yang khusus untuk pria dan ada yang cuma buat wanita. Untuk pria biasa disebut shounen, yakni anime atau manga bergaya--meliputi gambar, bahasa, penokohan--serta beralur cerita yang disesuaikan dengan selera cowok. Contohnya, Dragon Ball, Ashita no Joe, dan King Of Fighter. Ada juga shoujou yang untuk wanita dengan gaya dan alur cerita disesuaikan dengan selera cewek, seperti Sailormoon dan Throbbing Tonight. Anime dan manga juga dibedakan menurut tema, seperti mecha (robot), pertarungan, petualangan, percintaan, sampai dengan hentai (seks). Dari sini, Golden Boy nampaknya masuk ke dalam kategori hentai.
Selengkapnya...

Kenali Tarian Indonesia


Macam-Macam Tarian Indonesia

1. Tari Gantar
Tarian yang menggambarkan gerakan orang menanam padi. Tongkat menggambarkan kayu penumbuk sedangkan bambu serta biji-bijian didalamnya menggambarkan benih padi dan wadahnya. 
Tarian ini cukup terkenal dan sering disajikan dalam penyambutan tamu dan acara-acara lainnya.Tari ini tidak hanya dikenal oleh suku Dayak Tunjung namun juga dikenal oleh suku Dayak Benuaq. Tarian ini dapat dibagi dalam tiga versi yaitu tari Gantar Rayatn, Gantar Busai dan Gantar Senak/Gantar Kusak.
Tari Perang


2. Tari Kancet Papatai / Tari Perang
Tarian ini menceritakan tentang seorang pahlawan Dayak Kenyah berperang melawan musuhnya. Gerakan tarian ini sangat lincah, gesit, penuh semangat dan kadang-kadang diikuti oleh pekikan si penari. 
Dalam tari Kancet Pepatay, penari mempergunakan pakaian tradisionil suku Dayak Kenyah dilengkapi dengan peralatan perang seperti mandau, perisai dan baju perang. Tari ini diiringi dengan lagu Sak Paku dan hanya menggunakan alat musik Sampe. 


Tari Kancet Ledo

3. Tari Kancet Ledo / Tari Gong
Jika Tari Kancet Pepatay menggambarkan kejantanan dan keperkasaan pria Dayak Kenyah, sebaliknya Tari Kancet Ledo menggambarkan kelemahlembutan seorang gadis bagai sebatang padi yang meliuk-liuk lembut ditiup oleh angin. 
Tari ini dibawakan oleh seorang wanita dengan memakai pakaian tradisionil suku Dayak Kenyah dan pada kedua tangannya memegang rangkaian bulu-bulu ekor burung Enggang. Biasanya tari ini ditarikan diatas sebuah gong, sehingga Kancet Ledo disebut juga Tari Gong.
4. Tari Kancet Lasan
Menggambarkan kehidupan sehari-hari burung Enggang, burung yang dimuliakan oleh suku Dayak Kenyah karena dianggap sebagai tanda keagungan dan kepahlawanan. Tari Kancet Lasan merupakan tarian tunggal wanita suku Dayak Kenyah yang sama gerak dan posisinya seperti Tari Kancet Ledo, namun si penari tidak mempergunakan gong dan bulu-bulu burung Enggang dan juga si penari banyak mempergunakan posisi merendah dan berjongkok atau duduk dengan lutut menyentuh lantai. Tarian ini lebih ditekankan pada gerak-gerak burung Enggang ketika terbang melayang dan hinggap bertengger di dahan pohon.
5.Tari Leleng
Tarian ini menceritakan seorang gadis bernama Utan Along yang akan dikawinkan secara paksa oleh orangtuanya dengan pemuda yang tak dicintainya. Utan Along akhirnya melarikan diri kedalam hutan. Tarian gadis suku Dayak Kenyah ini ditarikan dengan diiringi nyanyian lagu Leleng.
Tari Hudoq

6. Tari Hudoq
Tarian ini dilakukan dengan menggunakan topeng kayu yang menyerupai binatang buas serta menggunakan daun pisang atau daun kelapa sebagai penutup tubuh penari. Tarian ini erat hubungannya dengan upacara keagamaan dari kelompok suku Dayak Bahau dan Modang. Tari Hudoq dimaksudkan untuk memperoleh kekuatan dalam mengatasi gangguan hama perusak tanaman dan mengharapkan diberikan kesuburan dengan hasil panen yang banyak.
7. Tari Hudoq Kita'
Tarian dari suku Dayak Kenyah ini pada prinsipnya sama dengan Tari Hudoq dari suku Dayak Bahau dan Modang, yakni untuk upacara menyambut tahun tanam maupun untuk menyampaikan rasa terima kasih pada dewa yang telah memberikan hasil panen yang baik. Perbedaan yang mencolok anatara Tari Hudoq Kita' dan Tari Hudoq ada pada kostum, topeng, gerakan tarinya dan iringan musiknya. Kostum penari Hudoq Kita' menggunakan baju lengan panjang dari kain biasa dan memakai kain sarung, sedangkan topengnya berbentuk wajah manusia biasa yang banyak dihiasi dengan ukiran khas Dayak Kenyah. Ada dua jenis topeng dalam tari Hudoq Kita', yakni yang terbuat dari kayu dan yang berupa cadar terbuat dari manik-manik dengan ornamen Dayak Kenyah.
8. Tari Serumpai
Tarian suku Dayak Benuaq ini dilakukan untuk menolak wabah penyakit dan mengobati orang yang digigit anjing gila. Disebut tarian Serumpai karena tarian diiringi alat musik Serumpai (sejenis seruling bambu). 
Tari Belian Bawo


9. Tari Belian Bawo
Upacara Belian Bawo bertujuan untuk menolak penyakit, mengobati orang sakit, membayar nazar dan lain sebagainya. Setelah diubah menjadi tarian, tari ini sering disajikan pada acara-acara penerima tamu dan acara kesenian lainnya. Tarian ini merupakan tarian suku Dayak Benuaq.
10. Tari Kuyang
Sebuah tarian Belian dari suku Dayak Benuaq untuk mengusir hantu-hantu yang menjaga pohon-pohon yang besar dan tinggi agar tidak mengganggu manusia atau orang yang menebang pohon tersebut.
11. Tari Pecuk Kina
Tarian ini menggambarkan perpindahan suku Dayak Kenyah yang berpindah dari daerah Apo Kayan (Kab. Bulungan) ke daerah Long Segar (Kab. Kutai Barat) yang memakan waktu bertahun-tahun.
12. Tari Datun
Tarian ini merupakan tarian bersama gadis suku Dayak Kenyah dengan jumlah tak pasti, boleh 10 hingga 20 orang. Menurut riwayatnya, tari bersama ini diciptakan oleh seorang kepala suku Dayak Kenyah di Apo Kayan yang bernama Nyik Selung, sebagai tanda syukur dan kegembiraan atas kelahiran seorang cucunya. Kemudian tari ini berkembang ke segenap daerah suku Dayak Kenyah.
13. Tari Ngerangkau
Tari Ngerangkau adalah tarian adat dalam hal kematian dari suku Dayak Tunjung dan Benuaq. Tarian ini mempergunakan alat-alat penumbuk padi yang dibentur-benturkan secara teratur dalam posisi mendatar sehingga menimbulkan irama tertentu. 
14. Tari Baraga' Bagantar
Awalnya Baraga' Bagantar adalah upacara belian untuk merawat bayi dengan memohon bantuan dari Nayun Gantar. Sekarang upacara ini sudah digubah menjadi sebuah tarian oleh suku Dayak Benuaq.






Seni tari suku Kutai dapat dibagi menjadi 2 jenis, yakni Seni Tari Rakyat dan Seni Tari Klasik. 
Seni Tari Rakyat 
Merupakan kreasi artistik yang timbul ditengah-tengah masyarakat umum. Gerakan tarian rakyat ini menggabungkan unsur-unsur tarian yang ada pada tarian suku yang mendiami daerah pantai. 
Yang termasuk dalam Seni Tari Rakyat adalah:
1. Tari Jepen
Jepen adalah kesenian rakyat Kutai yang dipengaruhi oleh kebudayaan Melayu dan Islam. Kesenian ini sangat populer di kalangan rakyat yang menetap di pesisir sungai Mahakam maupun di daerah pantai. 
Tarian pergaulan ini biasanya ditarikan berpasang-pasangan, tetapi dapat pula ditarikan secara tunggal. Tari Jepen ini diiringi oleh sebuah nyanyian dan irama musik khas Kutai yang disebut dengan Tingkilan. Alat musiknya terdiri dari gambus (sejenis gitar berdawai 6) dan ketipung (semacam kendang kecil).
Karena populernya kesenian ini, hampir di setiap kecamatan terdapat grup-grup Jepen sekaligus Tingkilan yang masing-masing memiliki gayanya sendiri-sendiri, sehingga tari ini berkembang pesat dengan munculnya kreasi-kreasi baru seperti Tari Jepen Tungku, Tari Jepen Gelombang, Tari Jepen 29, Tari Jepen Sidabil dan Tari Jepen Tali.
Seni Tari Klasik 
Merupakan tarian yang tumbuh dan berkembang di kalangan Kraton Kutai Kartanegara pada masa lampau. 
Yang termasuk dalam Seni Tari Klasik Kutai adalah:
1. Tari Persembahan
Dahulu tarian ini adalah tarian wanita kraton Kutai Kartanegara, namun akhirnya tarian ini boleh ditarikan siapa saja. Tarian yang diiringi musik gamelan ini khusus dipersembahkan kepada tamu-tamu yang datang berkunjung ke Kutai dalam suatu upacara resmi. Penari tidak terbatas jumlahnya, makin banyak penarinya dianggap bagus. 
Tari Ganjur


2. Tari Ganjur
Tari Ganjur merupakan tarian pria istana yang ditarikan secara berpasangan dengan menggunakan alat yang bernama Ganjur (gada yang terbuat dari kain dan memiliki tangkai untuk memegang). Tarian ini diiringi oleh musik gamelan dan ditarikan pada upacara penobatan raja, pesta perkawinan, penyambutan tamu kerajaan, kelahiran dan khitanan keluarga kerajaan. Tarian ini banyak mendapat pengaruh dari unsur-unsur gerak tari Jawa (gaya Yogya dan Solo).
3. Tari Kanjar
Tarian ini tidak jauh berbeda dengan Tari Ganjur, hanya saja tarian ini ditarikan oleh pria dan wanita dan gerakannya sedikit lebih lincah. Komposisi tariannya agak lebih bebas dan tidak terlalu ketat dengan suatu pola, sehingga tarian ini dapat disamakan seperti tari pergaulan. Tari Kanjar dalam penyajiannya biasanya didahului oleh Tari Persembahan, karena tarian ini juga untuk menghormati tamu dan termasuk sebagai tari pergaulan.
4. Tari Topeng Kutai
Tari ini asal mulanya memiliki hubungan dengan seni tari dalam Kerajaan Singosari dan Kediri, namun gerak tari dan irama gamelan yang mengiringinya sedikit berbeda dengan yang terdapat di Kerajaan Singosari dan Kediri. Sedangkan cerita yang dibawakan dalam tarian ini tidak begitu banyak perbedaannya, demikian pula dengan kostum penarinya.
Tari Topeng Kutai terbagi dalam beberapa jenis sebagai berikut:
01. Penembe
02. Kemindhu
03. Patih
04. Temenggung
05. Kelana
06. Wirun
07. Gunung Sari
08. Panji
09. Rangga
10. Togoq
11. Bota
12. Tembam
Tari Dewa Memanah

Tari Topeng Kutai hanya disajikan untuk kalangan kraton saja, sebagai hiburan keluarga dengan penari-penari tertentu. Tarian ini juga biasanya dipersembahkan pada acara penobatan raja, perkawinan, kelahiran dan penyambutan tamu kraton.
5. Tari Dewa Memanah
Tarian ini dilakukan oleh kepala Ponggawa dengan mempergunakan sebuah busur dan anak panah yang berujung lima. Ponggawa mengelilingi tempat upacara diadakan sambil mengayunkan panah dan busurnya keatas dan kebawah, disertai pula dengan bememang (membaca mantra) yang isinya meminta pada dewa agar dewa-dewa mengusir roh-roh jahat, dan meminta ketentraman, kesuburan, kesejahteraan untuk rakyat.
Selengkapnya...

Minggu, 13 Februari 2011

Penghapusan Kata-kata di Rancangan UUD Dan Letak Keindahan Islam di indonesia

Mohammad Natsir menyebut Piagam Jakarta sebagai tonggak sejarah bagi tercapainya cita-cita Islam di bumi Indonesia. Sayang, sehari setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia dibacakan, ikhtiar umat Islam Indonesia untuk menegakkan syariat Islam lewat Piagam Jakarta yang sebelumnya disepakati oleh tokoh-tokoh nasional, ditelikung di tengah jalan. Natsir menyebut penghapusan tersebut sebagai ultimatum kelompok Kristen, yang tidak saja ditujukan kepada umat Islam, tetapi juga kepada bangsa Indonesia yang baru 24 jam diproklamirkan. Terhadap peristiwa pahit itu, Natsir mengatakan,” insya Allah umat Islam tidak akan lupa!”
Jakarta, Jalan Pegangsaan 65, 17 Agustus 1945. Para aktivis dan pejuang kemerdekaan berkumpul. Naskah proklamasi yang masih berbentuk tulisan tangan siap dibacakan. Soekarno berdiri di depan mikropon didampingi Mohammad Hatta, membacakan teks proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia. Rakyat menyambut gegap gempita. Menyemut di jalan-jalan sambil meneriakkan secara serempak satu kata: Merdeka!
Tetapi tahukah Anda? Ada peristiwa penting yang tidak diketahui oleh sebagian orang, terutama generasi bangsa saat ini, bahwa detik-detik jelang pembacaan naskah proklamasi, upacara dimulai dengan pembacaan UUD 1945 yang berlandaskan Piagam Jakarta. Pembacaan itu dilakukan oleh Dr Moewardi yang kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari Ketua Panitia Suwirjo, kemudian setelah diawali pidato singkat, barulah Soekarno membacakan naskah proklamasi. Keterangan ini dikutip oleh Ridwan Saidi dari buku Sekitar Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang ditulis oleh Sidik Kertapati.
Dan tahukah Anda? Ketika proklamasi dibacakan, tak ada satupun tokoh Kristen yang hadir dalam peristiwa bersejarah itu. Seharusnya, dalam suasana kemerdekaan dan untuk menunjukkan rasa persatuan, mereka hadir dalam acara tersebut.
Ada dugaan, ketidakhadiran kelompok Kristen itu dikarenakan keberatan mereka terhadap Piagam Jakarta yang diduga bakal dibacakan Soekarno dalam proklamasi kemerdekaan. Sementara tokoh-tokoh yang hadir ketika itu adalah: Mohammad Hatta, KH A Wahid Hasyim, Abikoesno Tjokrosoejoso, Soekarjo Wirjopranoto, Soetardjo Kartohadikoesoemo, Dr Radjiman Wedyoningrat, Soewirjo, Ny. Fatmawati, Ny. SK Trimurti, Abdul Kadir (PETA), Daan Jahja (PETA), Latif Hendraningrat (PETA), Dr. Sutjipto (PETA), Kemal Idris (PETA), Arifin Abdurrahman (PETA), Singgih (PETA), Dr Moewardi, Asmara Hadi, Soediro Soehoed Sastrokoesoemo, Djohar Noer, Soepeno, Soeroto (Pers), S.F Mendoer (Pers), Sjahrudin (Pers).
Kenapa kalangan Kristen tak menghadiri acara penting dan sangat bersejarah itu? Belakangan diketahui, para aktivis Kristen itu sibuk kasak-kusuk melakukan konsolidasi dan lobi-lobi politik untuk meminta penghapusan tujuh kata dalam Piagam Jakarta. Kesimpulan ini didasarkan pada pernyataan Soekarno yang mengatakan bahwa malam hari usai proklamasi kemerdekaan RI, ia mendapat telepon dari sekelompok mahasiswa Prapatan 10, yang mengatakan bahwa pada siang hari pukul 12.00 WIB (tanggal 17 Agustus), tiga orang anggota PPKI asal Indonesia Timur, Dr Sam Ratulangi, Latuharhary, dan I Gusti Ketut Pudja mendatangi asrama mereka dengan ditemani dua orang aktivis. Kepada mahasiswa, mereka keberatan dengan isi Piagam Jakarta. Kalimat dalam Piagam Jakarta, bagi mereka sangat menusuk perasaan golongan Kristen.
Latuharhary sengaja mengajak Dr Sam Ratulangi, I Gusti Ktut Pudja, dan dua orang aktivis asal Kalimantan Timur, agar seolah-olah suara mereka mewakili masyarakat Indonesia wilayah Timur. Mereka juga sengaja melempar isu ini ke kelompok mahasiswa yang memang mempunyai kekuatan menekan, dan berharap isu ini juga menjadi tanggungjawab mahasiswa.
Mahasiswa lalu menghubungi Hatta, yang kemudian mengundang para mahasiswa untuk datang menemuinya pukul 17.00 WIB. Hadir dalam pertemuan itu aktivis Prapatan 10, Piet Mamahit, dan Imam Slamet. Setelah berdialog, Hatta kemudian menyetujui usul perubahan tujuh kata dalam Piagam Jakarta. Setelah dari Hatta, malam itu juga para mahasiswa menelepon Soekarno untuk menyatakan keberatan dari tokoh Kristen Indonesia Timur.
Singkat kata, keesokan harinya Soekarno dan Hatta mengadakan rapat dengan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia di Pejambon Jakarta. Agenda sidang dibatasi hanya membahas perubahan penting dalam pembukaan dan batang tubuh UUD 45. Rapat yang diagendakan berlangsung pukul 09.30 WIB mundur menjadi pukul 11.30 WIB. Belakangan diketahui, mulur-nya rapat tersebut disebabkan terjadinya perdebatan yang sengit dalam lobi-lobi yang dilakukan untuk menghapus tujuh kata dalam Piagam Jakarta. Lobi-lobi yang digagas Hatta terjadi antara Kasman Singodimejo, Ki Bagus Hadikusumo, Teuku Muhammad Hassan, dan KH A Wahid Hasyim. Pertemuan dengan Hatta berlangsung sengit dan tegang.
Saking sengit dan tegangnya pertemuan itu, sampai-sampai Soekarno memilih tak melibatkan diri dalam lobi tersebut. Soekarno terkesan menghindar dan canggung dengan kegigihan Ki Bagus Hadikusumo, Ketua Umum Muhammadiyah ketika itu, dalam mempertahankan seluruh kesepakatan Piagam Jakarta. Soekarno kemudian hanya mengirim seorang utusan untuk turut dalam lobi yang bernama Teuku Muhammad Hassan.
Seperti dikutip dalam buku R.M.A.B Kusuma Lahirnya Undang-Undang Dasar 1945: Memuat Salinan Dokumen Otentik Badan Oentoek Menyelidik Oesaha2 Persiapan Kemerdekaan, Ki Bagus Hadikusumo bahkan lebih tegas lagi meminta kata-kata ”bagi pemeluk-pemeluknya” ditiadakan,sehingga berbunyi:”dengan kewajiban menjalankan syariat Islam.” Artinya, dalam pandangan Ki Bagus, syariat Islam harus berlaku secara umum di Indonesia.
Lobi yang berlangsung sengit tak juga meluluhkan pendirian Ki Bagus Hadikusumo. Lobi-lobi dan bujukan dari utusan Soekarno Teuku Muhammad Hassan dan tokoh sekaliber KH A Wahid Hasyim pun tak mampu mengubah pendiriannya. Di sinilah peran Kasman Singodimejo yang sesama orang Muhammadiyah, melakukan pendekatan secara personal dengan Ki Bagus.
Dalam memoirnya yang berjudul Hidup Adalah Perjuangan, Kasman menceritakan aksinya melobi Ki Bagus. Dengan bahasa Jawa yang sangat halus, ia mengatakan kepada Ki Bagus:
“Kiai, kemarin proklamasi kemerdekaan Indonesia telah terjadi. Hari ini harus cepat-cepat ditetapkan Undang-Undang Dasar sebagai dasar kita bernegara, dan masih harus ditetapkan siapa presiden dan lain sebagainya untuk melancarkan perputaran roda pemerintahan. Kalau bangsa Indonesia, terutama pemimpin-pemimpinnya cekcok, lantas bagaimana?! Kiai, sekarang ini bangsa Indonesia kejepit di antara yang tongol-tongol dan yang tingil-tingil. Yang tongol-tongol ialah balatentara Dai Nippon yang masih berada di bumi Indonesia dengan persenjataan modern. Adapun yang tingil-tingil (yang mau masuk kembali ke Indonesia, pen) adalah sekutu termasuk di dalamnya Belanda, yaitu dengan persenjataan yang modern juga. Jika kita cekcok, kita pasti akan konyol. Kiai, di dalam rancangan Undang-undang Dasar yang sedang kita musyawarahkan hari ini tercantum satu pasal yang menyatakan bahwa 6 bulan lagi nanti kita dapat adakan Majelis Permusyawaratan Rakyat, justru untuk membuat Undang-Undang Dasar yang sempurna. Rancangan yang sekarang ini adalah rancangan Undang-undang Dasar darurat. Belum ada waktu untuk membikin yang sempurna atau memuaskan semua pihak, apalagi di dalam kondisi kejepit! Kiai, tidakkah bijaksanaan jikalau kita sekarang sebagai umat Islam yang mayoritas ini sementara mengalah, yakni menghapus tujuh kata termaksud demi kemenangan cita-cita kita bersama, yakni tercapainya Indonesia Merdeka sebagai negara yang berdaulat, adil, makmur, tenang tenteram, diridhai Allah SWT.”
(Hidup Adalah Perjuangan, 75 Tahun Kasman Singodimejo, Jakarta: PT Bulan Bintang, 1982)
Kepada Ki Bagus Kasman juga menjelaskan perubahan yang diusulkan oleh Hatta, bahwa kata ”Ketuhanan” ditambah dengan ”Ketuhanan Yang Maha Esa.” KH A Wahid Hasyim dan Teuku Muhammad Hassan yang ikut dalam lobi itu menganggap Ketuhanan Yang Maha Esa adalah Allah SWT, bukan yang lainnya.Kasman menjelaskan, Ketuhanan Yang Maha Esa menentukan arti Ketuhanan dalam Pancasila.”Sekali lagi bukan Ketuhanan sembarang Ketuhanan, tetapi yang dikenal Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa,”kata Kasman meyakinkan Ki Bagus.
Kasman juga menjelaskan kepada Ki Bagus soal janji Soekarno yang mengatakan bahwa enam bulan lagi akan ada sidang Majelis Permusyawaratan Rakyat untuk membuat undang-undang yang sempurna. Di sanalah nanti kelompok Islam bisa kembali mengajukan gagasan-gagasan Islam. Soekarno ketika itu mengatakan, bahwa perubahan ini adalah Undang-undang Dasar sementara, Undang-undang Dasar kilat. “Nanti kalau kita telah bernegara di dalam suasana yang lebih tenteram, kita tentu akan mengumpulkan kembali Majelis Permusyawaratan Rakyat yang dapat membuat Undang-Undang yang lebih lengkap dan sempurna,” kata Soekarno.
Para tokoh Islam saat itu menganggap ucapan Soekarno sebagai “janji” yang harus ditagih. Apalagi, ucapan Soekarno itulah setidaknya yang membuat Ki Bagus merasa masih ada harapan untuk memasukan ajaran-ajaran Islam dalam Undang-undang yang lengkap dan tetap nantinya.”Hanya dengan kepastian dan jaminan 6 bulan lagi sesudah Agustus 1945 itu akan dibentuk sebuah Majelis Permusyawaratan Rakyat dan Majelis pembuat Undang-undang Dasar Negara guna memasukkan materi Islam itu ke dalam undang-undang dasar yang tetap, maka bersabarlah Ki Bagus Hadikusumo itu untuk menanti,” kenang Kasman dalam memoirnya.
Selain itu soal jaminan di atas, tokoh-tokoh Islam juga dihadapkan pada suatu situasi terjepit dan sulit, dimana kalangan sekular selalu mengatakan bahwa kemerdekaan yang sudah diproklamasikan membutuhkan persatuan yang kokoh. Inilah yang disebut Kasman dalam memoirnya bahwa kalangan sekular pintar memanfaatkan momen psikologis, dimana bangsa ini butuh persatuan, sehingga segala yang berpotensi memicu perpecahan harus diminimalisir. Dan yang perlu dicatat, tokoh-tokoh Islam yang dari awal menginginkan negeri ini merdeka dan bersatu, saat itu begitu legowo untuk tidak memaksakan kehendaknya mempertahankan tujuh kata tersebut, meskipun begitu pahit rasanya hingga saat ini. Sementara kalangan sekular-Kristen yang minoritas selalu membuat move politik yang memaksakan kehendak mereka.
Alkhulasah, dalam hitungan kurang dari 15 menit seperti diceritakan oleh Hatta, tujuh kata dalam Piagam Jakarta dihapus. Setelah itu Hatta masuk ke dalam ruang sidang Panitia Persiapan kemerdekaan Indonesia (PPKI) dan membacakan empat perubahan dari hasil lobi tersebut. Berikut hasil perubahan kemudian disepakati sebagai preambule dan batang tubuh UUD1945 yang saat ini biasa disebut dengan UUD 45:
  • Pertama, kata “Mukaddimah” yang berasal dari bahasa Arab, muqaddimah, diganti dengan kata “Pembukaan”.
  • Kedua, anak kalimat Piagam Jakarta yang menjadi pembukaan UUD, diganti dengan,” negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa.
  • Ketiga, kalimat yang menyebutkan presiden ialah orang Indonesia asli dan beragama Islam seperti tertulis dalam pasal 6 ayat 1, diganti dengan mencoret kata-kata “dan beragama Islam”.
  • Keempat, terkait perubuahan poin kedua, maka pasal 29 ayat 1 berbunyi
  • “Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa”
    sebagai ganti dari, 
    “Negara berdasarkan atas Ketuhan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.”
Inilah musibah terbesar bagi umat Islam di negeri ini. Ketua Umum Masyumi, Prawoto Mangkusasmito dengan sedih dan perih mengatakan,
”Piagam Jakarta yang diperdapat dengan susah payah, dengan memeras otak dan tenaga berhari-hari oleh tokoh-tokoh terkemuka bangsa ini, kemudian di dalam rapat ”Panitia Persiapan Kemerdekan” pada tanggal 18 Agustus 1945 dalam beberapa menit saja dapat diubah? Apa, apa, apa sebabnya? Kekuatan apakah yang mendorong dari belakang hingga perubahan itu terjadi?”
Selain Prawoto, tokoh Masyumi lainnya seperti KH M. Isa Anshari dan Mohammad Natsir juga merasakan keperihan serupa. Isa Anshari menyebut peristiwa itu sebagai kejadian yang mencolok mata, yang dirasakan seperti ”permainan sulap” dan pat-gulipat politik yang diliputi kabut rahasia. Sementara Natsir mengatakan, penghapusan tujuh kata tersebut sebagai ultimatum kelompok Kristen, yang tidak saja ditujukan kepada umat Islam, tetapi juga kepada bangsa Indonesia yang baru 24 jam diproklamirkan. Natsir menegaskan, peristiwa tanggal 18 Agustus 1945 adalah peristiwa sejarah yang tak bisa dilupakan. ”Menyambut proklamasi tanggal 17 Agustus kita bertahmid. Menyambut hari besoknya, tanggal 18 Agustus, kita istighfar. Insya Allah umat Islam tidak akan lupa,” kata Natsir.
Siapa orang yang paling bertanggungjawab dalam penghapusan tujuh kata tersebut? R.M.A.B Kusuma dalam buku Lahirnya Undang-Undang Dasar 1945: Memuat Salinan Dokumen Otentik Badan Oentoek Menyelidik Oesaha2 Persiapan Kemerdekaan (Jakarta: Badan Penerbit PH-UI, 2004) mengatakan,
”Bung Hatta adalah orang yang paling bertanggungjawab terhapuskannya ”tujuh kata” dari Piagam Jakarta. Beliau konsisten mengikuti ajaran yang dianutnya. Beliau menghapus ”tujuh kata” tanpa berunding dengan tokoh-tokoh Islam yang menyusun ”perjanjian luhur” Piagam Jakarta, yakni: K.H Wachid Hasjim, K.H Kahar Muzakkir, H. Agus Salim, dan Abikusno Tjokrosujoso. Beliau hanya berunding dengan Ki Bagus Hadikusumo yang bukan penyusun Piagam Jakarta dengan janji bahwa hal itu akan dibahas lagi di sidang MPR yang akan dibentuk. Pertimbangan beliau hanya didasarkan pada pendapat orang Jepang yang mengaku utusan dari Indonesia Timur. Beliau tidak menyatakan berunding dengan utusan Indonesia Timur yang resmi, yakni D.G Ratulangie, M.r J. Latuharhary, Andi Pangeran Petta Rani, Andi Sultan Daeng Raja, dan Mr Ketut Pudja.”
Dalam buku tersebut Kusuma juga mengatakan, ikhtiar penghapusan tujuh kata dalam Piagam Jakarta yang dilakukan Hatta, yang mengaku mendapat desakan dari kelompok Kristen di Indonesia Timur, tak lain makin memperlihatkan sikap dan keyakinan politik Hatta yang sekular, yang berusaha memisahkan ”urusan agama” dan ”urusan negara”. Hatta, kata Kusuma, bahkan tidak pernah mengucapkan kata-kata yang identik dengan Islam, seperti Allah subhana wa Ta’ala, Alhamdulillah, dan sebagainya.
Kusuma juga menuliskan keterangan yang berbeda dengan buku-buku sejarah dan pernyataan Kaman Singodimejo yang menyebut KH A Wahid Hasyim ikut dalam lobi untuk menghapuskan tujuh kata tersebut. Kusuma mengatakan, saat lobi terjadi KH A Wahid Hasyim sedang berpergian ke Surabaya. ”Keterangan Bung Hatta bahwa pada tanggal 18 Agustus 1945 beliau telah berunding dengan KH A Wahid Hasyim tidak sesuai dengan kenyataan,” tegas Kusuma. Selain itu, tokoh Masyumi Prawoto Mangkusasmito juga menyangsikan kehadiran KH A Wahid Hasyim dalam lobi tersebut.
Sikap Hatta yang mengambil ikhtiar sendiri melakukan lobi-lobi politik dengan tokoh-tokoh yang bukan penandantangan Piagam Jakarta juga dipertanyakan dengan keras oleh KH Isa Anshari,
”Benarkah langkah Hatta tersebut dilakukan atas keberatan kalangan Kristen dari Indonesia bagian Timur sebagaimana disampaikan melalui opsir Kaigun (Angkatan Laut Jepang)? Tapi kenapa Hatta sendiri tidak melibatkan A.A Maramis yang Kristen dan menjadi salah satu penandatangan Piagam Jakarta, juga tidak mengajak serta minta persetujuan K.H Wachid Hasyim dan H. Agus Salim yang juga penandatangan Piagam Jakarta yang mewakili kalangan Islam? Kenapa Hatta malah melobi Ki Bagus Hadikusumo yang tidak menjadi penandatangan Piagam Jakarta?”
Untuk menepis segala tudingan itu, belakangan Hatta menceritakan kronologis peristiwa penghapusan tujuh kata tersebut dalam buku Sekitar Proklamasi Kemerdekaan Indonesia:
”Pada sore hari (Tanggal 17 Agustus 1945) aku menerima telepon dari Tuan Nishijima, pembantu Admiral Maeda menanyakan dapatkah aku menerima seorang Opsir Kaigun (Angkatan Laut) karena ia mau mengemukakan suatu hal yang sangat penting bagi Indonesia. Nishijima sendiri akan menjadi juru bahasanya. Aku persilahkan mereka datang. Opsir itu, yang aku lupa namanya, datang sebagai utusan Kaigun untuk memberitahukan sungguh, bahwa wakil Protestan dan Katholik, yang dikuasai oleh Angkatan Laut Jepang berkeberatan sangat terhadap bagian kalimat pembukaan Undang-undang Dasar yang berbunyi: Kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.
Mereka mengakui bahwa bagian kalimat itu tidak mengikat mereka, hanya mengikat rakyat yang beragama Islam. Tetapi tercantumnya ketetapan seperti itu dalam suatu dasar yang menjadi pokok Undang-Undang Dasar, berarti mengadakan diskriminasi terhadap mereka golongan minoritas. Jika ”diskriminasi” itu ditetapkan juga, mereka lebih suka berdiri di luar Republik Indonesia…
Opsir tadi mengatakan, bahwa itu adalah pendirian dan perasaan pemimpin-pemimpin Protestan dan Katolik dalam daerah pendudukan Kaigun. Mungkin waktu itu Mr AA Maramis cuma memikirkan, bahwa bagian kalimat itu hanya untuk Rakyat Islam yang 90% jumlahnya dan tidak mengikat rakyat Indonesia yang beragama lain. Ia tidak merasakan bahwa penetapan itu adalah suatu diskriminasi…
Karena Opsir Angkatan laut Jepang itu sungguh-sungguh menyukai Indonesia merdeka yang bersatu sambil mengingatkan pula kepada semoboyan yang selama ini didengung-dengungkan ”Bersatu kita teguh dan berpecah kita jatuh”, perkataannya itu berpengaruh juga atas pandanganku. Tergambar di mukaku perjuanganku yang lebih dari 25 tahun lamanya, dengan melalui bui dan pembuangan, untuk mencapai Indonesia merdeka, bersatu dan tidak berbagi-bagi. Apakah Indonesia merdeka yang baru saja dibentuk akan pecah kembali dan mungkin terjajah lagi karena suatu hal yang sebenarnya dapat diatasi? Kalau Indonesia pecah, pasti daerah di luar Jawa dan Sumatra akan dikuasai kembali oleh Belanda dengan menjalankan politik divide et impera, politik memecah dan menguasa. Setelah aku terdiam sebentar, kukatakan kepadanya, bahwa esok hari dalam sidang panitia persiapan kemerdekaan akan ku kemukakan masalah yang sangat penting itu. Aku minta ia menyabarkan sementara pemimpin Kristen yang berhati panas dan berkeras kepala itu, supaya mereka jangan terpengaruh oleh propaganda Belanda…”
Benarkah keterangan Hatta yang mengatakan ada opsir Jepang, yang datang membawa pesan penting dari kelompok Kristen di Indonesia Timur? Kenapa pesan dan peristiwa penting dalam pertemuan Hatta dengan opsir Jepang itu memunculkan pengakuan Hatta yang sangat naif bahwa dirinya lupa tentang nama opsir tersebut? Sebuah logika sederhana akan mengatakan, jika ada seorang yang membawa pesan penting, apalagi ini menyangkut masalah bangsa dan akan mempengaruhi sejarah bangsa ke depan, tentu Anda akan bertanya nama dari pembawa pesan tersebut. Sebagai sebuah bukti adanya pertemuan itu, seharusnya Hatta mencatat nama Opsir Jepang itu!
Karena Hatta mengaku lupa nama Opsir itu, padahal peristiwa sejarah yang sangat penting membutuhkan detil peristiwa yang valid, maka tak heran jika ada yang meragukan keterangan Hatta soal opsir Jepang itu?
Menurut Ridwan Saidi, seperti dikutip dari Dr Sujono Martosewojo dkk, dalam buku ”Mahasiswa ’45 Prapatan 10”, anggapan bahwa ada opsir Jepang yang datang ke rumah Hatta pada petang hari tanggal 18 Agustus 1945 kemungkinan karena kesalahpahaman saja. Iman Slamet, mahasiswa kedokteran yang menemani Piet Mamahit menemui Hatta memang berpostur tinggi, rambut pendek, mata sipit, dan suka berpakaian putih-putih. Iman Slamet inilah yang kemungkinan dikira sebagai opsir Jepang oleh Hatta.
Seperti ditulis di atas, bahwa Dr Sam Ratulangi mendatangi kelompok mahasiswa Prapatan pada pukul 12.00, tanggal 17 Agustus 1945, dan meminta mereka untuk terlibat dalam usaha penghapusan tujuh kata dalam Piagam Jakarta. Kemudian mahasiswa itu menghubungi Hatta, dan Hatta mengatur pertemuan pada sore harinya, maka keterangan Hatta soal adanya pertemuan dengan opsir Jepang, yang ia lupa namanya, diragukan. Karena itu dalam sebuah diskusi tentang Piagam Jakarta, Ridwan Saidi mengatakan, ”dengan segala hormat saya pada Bung Hatta, dia seorang yang bersahaja, tapi dalam kasus Piagam Jakarta saya harus mengatakan bahwa dia berdusta.”
Penelitian Ridwan Saidi dikuatkan dengan sebuah buku yang diterbitkan di Cornell University AS, yang mengatakan bahwa dalang dibalik sosok misterius opsir Jepang itu adalah Dr Sam Ratulangi, yang disebut dalam buku itu sebagai an astute Christian politician from Manado, North Sulawesi (Seorang politisi Kristen yang licik dari Sulawesi Utara).
Umat Islam dan bangsa ini sampai saat ini masih menyimpan pertanyaan besar, kenapa Hatta memilih berunding dengan tokoh-tokoh Islam yang bukan penandatangan Piagam Jakarta? Kenapa pula Hatta tidak berunding dengan tokoh Kristen penandantangan Piagam Jakarta, dan lebih memilih mendengarkan ”pesan” yang menurutnya disampaikan opsir Jepang tersebut? Selubung kabut sejarah ini harus diungkap, demi sebuah kejujuran sejarah, demi kebenaran sesungguhnya!
Kisah Kasman Singodimejo dan Terhapusnya Piagam Jakarta
Seperti diceritakan di atas, karena lobi personal ala Kasman Singodimejo yang diminta untuk melunakkan hati Ki Bagus Hadikusumo, Ketua Umum PP Muhammadiyah saat itu yang tetap keukeuh dengan tujuh kata dalam Piagam Jakarta, diktum soal kewajiban menjalankan syariat Islam dihapuskan.
Kasman, seperti ditulis dalam memoirnya mengatakan, sikap itu diambil karena tokoh-tokoh saat itu tidak mau negeri yang baru saja diprokalmirkan kemerdekaannya pecah karena perdebatan soal tujuh kata dalam Piagam Jakarta. Apalagi, ada konsesi, tujuh kata itu diganti dengan ”Ketuhanan Yang Maha Esa”, yang dalam pengertian Kasman identik dengan Islam.
Dalam memoirnya Hidup Adalah Perjuangan: 75 Tahun Kasman Singodimejo, ia menceritakan, kedatangannya ke Gedung Pejambon Jakarta dan diminta sebagai anggota tambahan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia adalah atas permintaan Soekarno. Padahal, ketika itu ia sedang bertugas di Jawa barat. Sebagai Panglima Tentara saat itu, ia ditugaskan mengamankan senjata dan mesiu untuk tidak jatuh ke tangan Jepang
Setelah sukses melobi Ki Bagus Hadikusumo dan rapat memutuskan penghapusan tujuh kata dalam Piagam Jakarta tersebut, malam harinya Kasman gelisah tak bisa tidur. Kepada keluarganya ia tak bicara, diam membisu:
”Alangkah terkejut saya waktu mendapat laporan dari Cudhanco Latief Hendraningrat, bahwa balatentara Dai Nippon telah mengepung Daidan, dan kemudian merampas semua senjata dan mesiu yang ada di Daidan.Selesai laporan, maka Latief Hendraningrat hanya dapat menangis seperti anak kecil, dan menyerahkan diri kepada saya untuk dihukum atau diampuni. Nota bene, Latief sebelum itu, bahkan sebelum memberi laporannya telah meminta maaf terlebih dahulu.
Ya apa mau dibuat! Saya pun tak dapat berbuat apa-apa. Saya mencari kesalah pada diri saya sendiri sebelum menunjuk orang lain bersalah. Ini adalah pelajaran Islam. Memang saya ada bersalah, mengapa saya sebagai militer kok ikut-ikutan berpolitik dengan memenuhi panggilan Bung Karno!?
….malamnya tanggal (18 Agustus malam menjelang 19 Agustus 1945) itu sengaja saya membisu. Kepada keluargapun saya tidak banyak bicara, sayapun lelah, letih sekali hari itu, lagi pula kesal di hati. Siapa yang harus saya marahi?”
Kasman mengatakan, ada dua kehilangan besar dalam sejarah bangsa ini ketika itu. Pertama, penghapusan tujuh kata dalam Piagam Jakarta yang menjadi Pembukaan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia. Kedua, hilangnya sejumlah senjata dan lain-lainnya yang sangat vital pada waktu itu.
Kasman menyadari dirinya terlalu praktis dan tidak berpikir jauh dalam memandang Piagam Jakarta. Ia hanya terbuai dengan janji Soekarno yang mengatakan bahwa enam bulan lagi akan ada sidang Majelis Permusyawaratan Rakyat yang akan dapat memperbaiki kembali semua itu. Padahal dalam waktu enam bulan, mustahil untuk melakukan sidang perubahan di tengah kondisi yang masih bergolak. Meski Kasman telah mengambil langkah keliru, namun niat di hatinya sesungguhnya sangat baik, ingin bangsa ini bersatu. “Sayalah yang bertanggung jawab dalam masalalah ini, dan semoga Allah mengampuni dosa saya,” kata Kasman sambil menetaskan air mata, seperti diceritakan tokoh Muhammadiyah Lukman Harun, saat Kasman mengulang cerita peristiwa tanggal 18 Agustus itu.
Seolah ingin mengobati rasa bersalah penyesalannya pada peristiwa 18 Agustus 1945, pada sidang di Majelis Konstituante 2 Desember 1957, Kasman tak lagi sekadar menjadi “Singodimejo” tetapi berubah menjadi “Singa di Podium” yang menuntut kembalinya tujuh kata dalam Piagam Jakarta dan menolak Pancasila sebagai dasar negara.
Berikut kutipan pidatonya:
“Saudara ketua, satu-satunya tempat yang tepat untuk menetapkan Undang-undang Dasar yang tetap dan untuk menentukan dasar negara yang tent-tentu itu ialah Dewan Kosntituante ini! Justru itulah yang menjadi way out daripada pertempuran sengit di dalam Panitia Persiapan kemerdekaan Indonesia yang telah pula saya singgung dalam pidati saya dalam pandangan umum babak pertama.
Saudara ketua, saya masih ingat, bagaimana ngototnya almarhum Ki Bagus Hadikusumo Ketua Umum Pusat Pimpinan Muhammadiyah yang pada waktu itu sebagai anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia mempertahankan agama Islam untuk dimasukkan dalam muqoddimah dan Undang-undang Dasar 1945. Begitu ngotot saudara ketua, sehingga Bung Karno dan Bung Hatta menyuruh Mr T.M Hassan sebagai putera Aceh menyantuni Ki Bagus Hadikusumo guna menentramkannya. Hanya dengan kepastian dan jaminan bahwa 6 bulan lagi sesudah Agustus 1945 kita akan bentuk sebuah Majelis Permusyawaratan Rakyat dan Majelis Pembuat Undang-undang Dasar yang tetap, maka bersabarlah Ki Bagus Hadikusumo untuk menanti.
Saudara ketua, kini juru bicara Islam Ki Bagus Hadikusumo itu telah meninggalkan kita untuk selama-lamannya, karena telah berpulang ke rakhmatullah. Beliau telah menanti dengan sabarnya, bukan menanti 6 bulan seperti yang telah dijanjikan kepadanya. Beliau menanti, ya menanti sampai dengan wafatnya…
Gentlement agreement itu sama sekali tidak bisa dipisahkan daripada “janji” yang telah diikrarkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia kepada kami golongan Islam yang berada dalam panitia tersebut. Di dalam hal ini Dewan Konstituante yang terhormat dapat memanggil Mr. T.M Hassan, Bung Karno dan Bung Hatta sebagai saksi mutlak yang masih hidup guna mempersaksikan kebenaran uraian saya ini….
Suadara ketua, di mana lagi jika tidak di Dewan Konstituante yang terhormat ini, saudara ketua, dimanakah kami golongan Islam menuntut penunaian “janji” tadi itu? Di mana lagi tempatnya? Apakah Prof. Mr Soehardi mau memaksa kita mengadakan revolusi? Saya persilakan saudara Prof Mr. Soehardi menjawab pertanyaan saya ini secara tegas! Silakan!
Saudara ketua, jikalau dulu pada tanggal 18 Agustus 1945 kami golongan Islam telah difait-a complikan dengan suatu janji dan/atau harapan dengan menantikan waktu 6 bulan, menantikan suatu Majelis Permusyawaratan Rakyat untuk membuat Undang-undang Dasar yang baru dan yang permanen, saudara ketua, janganlah kami golongan Islam di Dewan Konstituante sekarang ini difait-a complikan lagi dengan anggapan-anggapan semacam: Undang-undang Dasar Sementara dan Dasar Negara tidak boleh dirubah, tidak boleh diganti, tidak boleh diganggu gugat! Sebab fait-a compli semacam itu sekali ini, saudara ketua, hanya akan memaksa dada meledak!”
Pidato Kasman di Sidang Konstituante yang sangat berapi-api mengusulkan Islam sebagai dasar negara sungguh sebuah penebusan kesalahan yang sangat luar biasa. Dalam pidato tersebut, Kasman secara detil mengemukakan alasan-alasannya mengapa Islam layak dijadikan dasar negara, dan mempersilakan golongan lain untuk mengemukakan alasan-alasannya terhadap Pancasila.
Bagi Kasman, Islam adalah sumber mata air yang tak pernah kering dan tak akan ada habisnya untuk digunakan sebagai dasar dari NKRI ini, jika negara ini dilandaskan pada Islam. Sedangkan Pancasila yang dijadikan dasar negara tak lebih seperti “air dalam tempayan”, yang diambil diangsur, digali dari “mata air” atau sumber yang universal itu, yaitu Islam.
Kasman mengatakan,
“Ada yang mengira, si penemu—katakan kalau mau, “si penggali,” air dalam tempayan itu adalah sakti mandra guna, dianggapnya hampir-hampir seperti nabi atau lebih daripada itu, dan tidak dapat diganggu gugat. Sedang air dalam tempayan itu, lama kelamaan, secara tidak terasa mungkin, dianggapnya sebagai air yang keramat, ya sebagai supergeloof yang tidak dapat dibahas dengan akal manusia, dan yang tidak boleh didiskusikan lagi di Konstituante sini. Masya Allah!”
Dekrit Presiden dan Status Piagam Jakarta
Perdebatan dalam Sidang Majelis Konstituante memang berjalan sengit. Inilah sidang yang memakan waktu cukup lama, dari tahun 1956 sampai dengan 1959.Masing-masing kelompok tanpa tedeng aling-aling mengemukakan gagasan-gagasannya. Mohammad Natsir menyebut suasana saat itu dengan istilah masa-masa konfrontasi dalam suasana toleransi.
Kelompok Islam dimotori oleh M Natsir, Hamka, Kasman Singodimejo, dan lain-lain, serta para tokoh NU, sepakat mengajukan Islam sebagai dasar negara.Kelompok Islam mempersilakan kelompok lain untuk menyampaikan gagasannya secara terbuka, jika memang mereka mempunyai konsep yang jelas soal kenegaraan.
Pada 22 April 1959, Soekarno yang menganggap sidang konstituante terlalu bertele-tele dan alot. Ia kemudian menyampaikan pidato berjudul “Res Publica, Sekali Lagi Res Publica” di Majelis Konstituante yang meminta para anggota majelis untuk segera kembali kepada UUD 1945, seperti yang dirumuskan pada 18 Agustus 1945.
Kemudian pada 2 Juni 1959 majelis mengadakan pemungutuan suara dalam rangka kembali ke UUD 45, dengan dua pilihan yang diajukan: Pertama, kembali kepada UUD 1945 seperti dirumuskan pada 18 Agustus 1945. Kedua, kembali pada UUD 1945 dengan memasukkan anak kalimat Piagam Jakarta ke dalamnya. Voting itu menghasilkan 263 suara setuju kembali ke UUD 1945 seperti dirumuskan tanggal 18 Agustus 1945 dan 203 mendukung UUD 1945 yang di dalamnya berisi tujuh kata dalam Piagam Jakarta yang mewajibkan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.
Karena pemungutan suara tidak menghasilkan pemenang mutlak, maka Soekarno melakukan langkah drastis dengan mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang berisi pembubaran konstituante dan menetapkan berlakunya UUD 1945 yang dijiwai oleh Piagam Jakarta 22 Juni 1945, yang ia sebut sebagai rangkaian kesatuan dengan konstitusi.
Dekrit dirumuskan di Istana Bogor, pada 4 Juli 1959, dan dibacakan di Istana Merdeka, Jakarta, pada Ahad 5 Juli 1959, pukul 17.00 WIB dengan isi sebagai berikut:
DEKRIT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA/PANGLIMA TERTINGGI
ANGKATAN PERANG
TENTANG
KEMBALI KEPADA UNDANG-UNDANG DASAR 1945
Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa
KAMI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA/PANGLIMA TERTINGGI
ANGKATAN PERANG
Dengan ini menyatakan dengan khidmat;
Bahwa anjuran Presiden dan Pemerintah untuk kembali kepada Undang-Undang Dasar 1945, yang disampaikan kepada segenap rakyat Indonesia dengan Amanat Presiden pada tanggal 22 April 1959, tidak memperoleh keputusan dari Konstituante sebagaimana ditentukan dalam Undang-Undang Dasar Sementara;
Bahwa berhubung dengan pernyataan sebagian besar anggota Sidang Pembuat Undang-Undang Dasar untuk tidak menghadiri lagi sidang, Konstituante tidak mungkin lagi menyelesaikan tugas yang dipercayakan oleh rakyat kepadanya.
Bahwa hal yang demikian menimbulkan keadaan ketatanegaraan yang membahayakan persatuan dan keselamatan negara, nusa dan bangsa, serta merintangi pembangunan semesta untuk mencapai masyarakat adil dan makmur.
Bahwa dengan dukungan bagian terbesar rakyat Indonesia dan didorong oleh keyakinan kami sendiri, kami terpaksa menempuh satu-satunya jalan untuk menyelamatkan negara proklamasi.
Bahwa kami berkeyakinan bahwa Piagam Jakarta tertanggal 22 Juni 1945 menjiwai Undang-Undang Dasar 1945 dan adalah merupakan suatu rangkaian kesatuan dengan konstitusi tersebut.
Maka atas dasar-dasar tersebut di atas
KAMI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA/
PANGLIMATERTINGGI ANGKATAN PERANG
Menetapkan pembubaran Konstituante;
Menetapkan Undang-Undang Dasar 1945 berlaku lagi bagi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, terhitung mulai hari tanggal penetapan dekrit ini, dan tidak berlakunya lagi Undang-Undang Dasar Sementara.
Pembentukan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara, yang terdiri atas anggota-anggota Dewan Perwakilan Rakyat dengan utusan-utusan daerah dan golongan-golongan serta pembentukan Dewan Pertimbangan Agung sementara, akan diselenggaerakan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 5 Juli 1959
Atas nama rakyat Indonesia
Presiden Republik Indonesia/Panglima Tertinggi Angkatan Perang
Soekarno.
Profesor A Sanusi, seperti dikutip Endang Saifudin Anshari, mengatakan bahwa Piagam Jakarta yang disebut dalam dekrit 5 Juli 1959 adalah kembalinya gentlement agreement dalam rangka persatuan dan perjuangan nasional. Karena itu posisi Piagam Jakarta senapas dengan konstitusi 1945. Sanusi mengatakan kata “menjiwai” dalam dekrit tersebut berarti memberi jiwa. Sedang memberi jiwa berarti memberi kekuatan. Kata “menjiwai” yang kemudian dirangkaikan dengan kata-kata “Suatu rangkaian kesatuan” menunjukan bahwa Piagam Jakarta merupakan satu rangkaian yang tak terpisah dengan UUD 1945.
Profesor Notonagoro, seorang ahli yang banyak melakukan penelitian tentang Pancasila mengatakan, pengakuan tentang Piagam Jakarta dalam dekrit itu berarti pengakuan akan pengaruhnya dalam UUD 1945, tidak hanya pengaruh terhadap pasal 29, pasal yang harus menjadi dasar bagi kehidupan hukum di bidang keagamaan.
Dengan demikian, perkataan “Ketuhanan” dalam pembukaan UUD 1945 bisa berarti “Ketuhanan dengan kewajiban bagi umat Islam untuk menjalankan syariatnya”, sehingga atas dasar itu dapat diciptakan perundang-undangan atau peraturan pemerintah lain. Dengan syariat Islam, ketetapan pasal 29 ayat 1 tetap berlaku bagi agama lain untuk mendasarkan aktivitas keagamaanya
KH. Saifuddin Zuhri, dalam sebuah peringatan 18 tahun Piagam Jakarta, mengatakan,
“Setelah Dekrit Presiden 5 Juli 1959 maka hapuslah segala selisih dan sengketa mengenai kedudukan yang legal daripada Piagam Jakarta 22 Juni 1945. Piagam yang pernah menjadi pengobar dan bebuka Revolusi Nasional kita itu tegas-tegas mempunyai kedudukan dan peranan ketatanegaraan kita sebagai yang menjiwai UUD dan merupakan rangkaian kesatuan dengannya dengan sendirinya mempunyai pengaruh yang nyata terhadap setiap perundang-undangan negara dan kehidupan ideologi seluruh bangsa”
Ahmad Syafi’i Ma’arif dalam bukunya Studi Tentang Percaturan dalam Konstituante: Islam dan Masalah Kenegaraan (Jakarta:LP3ES, 1985) mengatakan konsideran dalam dekrit tersebut merupakan kompromi antara pendukung Pancasila dan Islam. Menurut Maarif, konsideran tersebut mempunyai makna konstitusional, meskipun implisit, namun gagasan melaksanakan syariat Islam tidak dimatikan. “Inilah barangkali tafsiran yang akurat dan adil terhadap kaitan Dekrit 5 Juli dengan Piagam Jakarta. Penafsiran yang lain dari ini, disamping tidak punya makna, juga bersifat ahistoris,” jelasnya.
Pendapat serupa ditulis oleh Prof Hazairin, yang mengatakan bahwa Piagam Jakarta yang dikatakan dalam Dekrit 5 Juli 1959 sebagai “menjiwai” dan menjadi “rangkaian kesatuan” bagi UUD 1945 adalah maha penting bagi penafsiran pasal 29 1 UUD 1945, yang tanpa perangkaian tersebut maknanya menjadi kabur dan dapat menimbulkan penafsiran yang beragam dan absurd, karena penjelasan yang resmi mengenai pasal tersebut tidak mencukupi, karena desakan waktu.
Penghapusn tujuh kata dalam Piagam Jakarta pada 18 Agutus 1945 merupakan toleransi dari umat Islam yang menuntut diberlakukannya syariat Islam bagi pemeluknya. Dekrit Soekarno jelas menegaskan soal keberadaan Piagam Jakarta, yang “menjiwai” dan menjadi “rangkaian kesatuan” konstitusi bangsa ini.
Siapa yang menggagas ide untuk kembali ke konstitusi 1945 dan menyebut soal Piagam Jakarta dalam dekrit presiden tersebut? Ide tersebut ternyata datang dari kalangan militer, yaitu Jenderal AH Nasution. Mengenai hal ini bisa dilihat dalam buku Islam di Mata Para Jenderal, (Jakarta: Penerbit Mizan, 1997, hal 20), yang memuat hasil wawancara dengan Jenderal Nasution.
Keterangan ini dikuatkan oleh pengakuan tokoh NU, KH Saifudin Zuhri yang menceritakan bahwa suatu hari di awal bulan Juli 1959 pada pukul 01.30 dini hari ia ditelepon KH Idham Chalid. Kepada Zuhri, Kiai Idham Chalid memintanya datang ke rumahnya di jalan Jogja 51 dini hari itu juga, terkait dengan rencana kedatangan dua orang pejabat amat penting. Pukul 02.00 lebih sedikit, Zuhri sudah tiba di rumah Kiai Chalid. Tak berapa lama datang dua orang pejabat penting itu, yang tak lain adalah Jenderal A. H Nasution, Kepala Staf Angkatan Darat/ Menteri Keamanan dan Pertahanan, dan Letkol CPM R. Rusli, Komandan CPM (Corp Polisi Militer) seluruh Indonesia.
Kedua orang pejabat tentara itu meminta saran kepada dua orang tokoh NU tersebut terkait rencana keberangkatan mereka untuk menemui Soekarno yang sedang berobat di Jepang. Dari kalangan tentara saat itu ingin mengusulkan kepada presiden Soekarno agar UUD 1945 diberlakukan kembali lewat Dekrit Presiden. Terkait hal itu, dua orang petinggi militer itu meminta saran kepada tokoh NU untuk memberikan materi apa saja yang akan dimasukan dalam dekrit.
“Isinya terserah pemerintah, tetapi hendaklah memperhatikan suara-suara golongan Islam dalam Konstituante,” kata Kiai Idham Chalid.
“Apa kongkretnya tuntutan golongan Islam itu,” tanya Jenderal Nasution.
“Agar Piagam Jakarta diakui kedudukannya sebagai menjiwai UUD 1945,” jawab Saifudin Zuhri.
“Bagaimana sikap NU apabila presiden menempuh jalan dekrit?” Tanya Nasution.
“Kami tidak bisa katakan, itu hak presiden untuk menempuh jalan menyelamatkan negara,” jawab Kiai Idham Chalid. (Lihat M. Ali Haidar, Nahdatul Ulama dan Islam Indonesia Pendekatan Fikih dalam Politik, Jakarta:PT Gramedia Pustakan Utama, 1998, cet. Kedua, hal. 286).
Soal keterlibatan Jenderal Nasution dalam menggagas upaya kembali ke UUD 1945 dengan syarat Piagam Jakarta diakui sebagai bagian dan rangkaian kesatuan dari UUD, dan sikap NU yang menerima usulan tersebut dengan syarat Piagam Jakarta diposisikan seperti itu, juga ditulis oleh pengamat NU, Andree Feillard dalam buku ”NU vis-a-vis Negara.”
Andree Feillard menggambarkan sikap NU terhadap Piagam Jakarta ketika itu seperti berikut:
”Pada tahun 1959, NU bersedia kembali ke Undang-undang Dasar 1945 dengan syarat Piagam Jakarta diakui ”menjiwai” dan ”satu rangkaian” dengan Undang-Undang Dasar tersebut. Meskipun Pengurus Besar NU merasa puas dengan kompromi ini, namun tidaklah demikian halnya dengan beberapa cabang daerah. PBNU terpaksa menyebarkan edaran yang menjelaskan usaha-usaha mendukung Piagam Jakarta. Dan usaha itu tidak berhenti di situ. Pada tahun 1962, Nahdlatul Ulama meminta pemerintah supaya mengupayakan ”seluruh perundang-undangan organik dari UUD secara otomatis dijiwai oleh Piagam Jakarta. Muktamar itu juga mengusulkan pembentukan Mahkamah Agung Islam. Dalam pandangannya, Piagam Jakarta dasar kehidupan hukum positif negara RI.”
Sikap para aktivis NU terhadap Piagam Jakarta, kata Andree Feillard, juga terlihat dalam pawai-pawai di Jakarta ketika memperingati 40 tahun hari lahirnya Nahdlatul Ulama. Dalam pawai-pawai tersebut, tuntutan untuk mengembalikan Piagam Jakarta sebagai bagian dari UUD 1945 bertebaran dalam spanduk yang dibawa di jalan-jalan.
Pada bulan April 1966, para aktivis NU yang berkumpul di Bogor, Jawa Barat, kembali menegaskan dukungannya terhadap Piagam Jakarta sebagai berikut:
  1. Karena negara dilandaskan pada Pancasila dan Undang-Undang
    Dasar 1945, yang tidak dapat dipisahkan dari Piagam Jakarta, jalan terbuka untuk mewujudkan cita-cita partai. Sebab bila Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 benar-benar dijalankan dalam masyarakat, hasilnya adalah masyarakat yang sesuai dengan cita-cita partai.
  2. Dengan demikian, perjuangan partai harus ditujukan untuk mempertahankan Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945 dan Piagam Jakarta yang mengilhaminya.
Sikap para aktivis NU dulu dan sekarang tentu saja berbeda. Sejak NU di bawah kepemimpinan Abdurrahman Wahid hingga kini, sikap NU terhadap Piagam Jakarta, bahkan secara umum terhadap penegakkan syariat Islam, terkesan anti dan melakukan penentangan yang keras. Apalagi, sejak virus Sepilis (Sekularisme, Pluralisme, Liberalisme) mewabah di kalangan anak-anak muda NU dan sebagian oknum kiai NU, Piagam Jakarta justru dianggap sebagai ancaman terhadap NKRI dan pluralisme.
Belakangan, para aktivis NU yang tergabung dalam jajaran para pengasong paham Sepilis bahkan menerbitkan sebuah buku propaganda yang sangat tendensius mengadu-domba antar elemen umat Islam dan antar elemen umat Islam dengan bangsa Indonesia umumnya, yang berjudul Ilusi Negara Islam. Buku tersebut, menyerang upaya umat Islam untuk mengembalikan Piagam Jakarta.
Bahkan, berkolaborasi dengan kelompok Kristen, para pengasong Sepilis itu juga menyerang Perda-perda Anti Maksiat yang secara konstitusional lahir dari upaya yang legal dan demokratis. Mereka menyebut perda-perda tersebut sebagai upaya menegakkan semangat Piagam Jakarta dan syariat Islam secara umum.
Dari kalimat dekrit yang disampaikan Presiden Soekarno, sampai saat ini, fakta hukum Piagam Jakarta sebenarnya masih berlaku. Status hukum Piagam Jakarta sampai saat ini adalah sesuatu yang ”menjiwai” dan sebagai ”rangkaian kesatuan” dari UUD 1945. Jadi, tinggal kita umat Islam meminta kepada pemerintah untuk mengumumkan kepada masyarakat bahwa Piagam Jakarta adalah hak konstitusional umat Islam yang sampai saat ini masih berlaku.Sebagai sebuah fakta hukum, pemerintah harus memberlakukan Piagam Jakarta tersebut bagi umat Islam!
Selengkapnya...